Minggu, Desember 27, 2020

Kajian Fathul Baari ( 24 ) : Syahadat dengan penuh keyakinan, menyelamatkan dari neraka

 


                         Pertemuan 24 – Ahad 27 Desember  2020 M /  12 Rai’ul Akhir 1442 H

 

KAJIAN KITAB FATHUL-BARI ( SYARAH SHOHIH BUKHORI ) KARYA ALH-HAFIDZ  AHMAD BIN ALI BIN HAJAR AL-ASQOLANIY ( 773-852 H ) ( Hal. 68 )

 

 

Bab: Syahadat dengan penuh keyakinan, menyelamatkan dari neraka


 

125. Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Hisyam berkata, telah menceritakan kepadaku Bapakku dari Qatadah berkata, telah menceritakan kepada kami Anas bin Malik bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menunggang kendaraan  ementara Mu'adz membonceng di belakangnya. Beliau lalu bersabda: "Wahai Mu'adz bin Jabal!" Mu'adz menjawab, "Wahai Rasulullah, aku penuhi panggilanmu." Beliau memanggil kembali: "Wahai Mu'adz!" Mu'adz menjawab, "Wahai Rasulullah, aku penuhi panggilanmu." Hal itu hingga terulang tiga kali, beliau lantas bersabda: "Tidaklah seseorang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak  isembah selain Allah, dan Muhammad adalah Rasulullah, tulus dari dalam hatinya, kecuali Allah akan mengharamkan baginya neraka." Mu'adz lalu bertanya, "Apakah boleh aku memberitahukan hal itu kepada orang, sehingga mereka bergembira dengannya?" Beliau menjawab: "Nanti mereka jadi malas (untuk beramal)." Mu'adz lalu menyampaikan hadits itu ketika dirinya akan meninggal karena takut dari dosa."


INTISARI HADITS

 

Ø Ilmu itu disampaikan sesuai dengan kondisi yang mendengarkan, pada tingkatan pemahaman, dan pada tingkatan pengamalan,

 

Ø Jika ilmu disampaiakn tidak sesuai dengan obyeknya, dikhawatirkan akan mengurangi kualitas dan kuantitas pengamalannya

Ø Bersyahadat dengan sepenuh hati dan keyakinan, akan menyelamatkan dari siksa neraka.

 

PENJELASAN :

Ø ilmu pokok adalah ilmu aqidah/ilmu tauhid, lalu ilmu syari’at/ilmu fiqih dan puncaknya ilmu ihsan/ilmu ma’rifat

Ø Tuntutan dari ilmu adalah pengamalan, karena yang dihisab adalah amalan sesuai dengan kuwantitas dan kualitas amal ibadah tersebut

Ø Dalam hadist riwayat Muslim Nomor 2564 disebutkan, dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” 

-------------------------------

è Kesimpulan :

 

Hadits yang bersifat “ Tabsyir” kabar gembira, hakekatnya untuk memotivasi diri saat dilanda kemalasan dan beratnya godaan, agar termotivasi untuk  amaliyah ibadah, namun inti dari ibadah yang berkualitas itu harus ikhlas lillahi ta’ala.

Jadi motivasi itu dihadirkan agar diri ringan berangkat menjalankan ibadah, namun jika diri telah mulai menjalankan ibadah, haruslah focus menghadap kepada Alloh ( hudluur )

0 comments:

Posting Komentar

 

Kontak