Edisi N0: ( 25 ) 1 Maret 2018 M/ 13 Jumadil Akhir 1439 H
Ä “ TANJAKAN KE-3 : TANJAKAN
PENGHALANG ( Bagian 7 )
PENGHALANG :
MAKHLUK ( Bagian 4 )
Tata
Cara Ber-UZLAH (a)
Dan hal ini Rasululloh SAW bersabda :
“ Apabila timbul bid’ah dan para alim berdiam diri, maka
Alloh akan melaknat mereka “ ini jika para alim itu berada di tengah
masyarakat, pun ketika berada di luar masyarakatpun mereka tidak boleh UZLAH.
Telah dikisahkan bahwa Guru Abu Bakar bin Faurak berniat
uzlah menyendiri dari manusia, maka saat tiba di sebuah gunung beliau mendengar
sebuah seruan memanggil : “ Wahai Abu Bakar, kamu adalah salah satu bukti
kekuasan Alloh untuk makhlukNya, tapi kenapa engkai tinggalkan para hamba Alloh
? : lalu beliaupun pulang kembali kerumah, dan itulah sebab beliau selalu
tampak di tengah-tengah masyarakat.
Makmun bin Ahmad bercerita
kepadaku, bahwa Guru Abu Ishaq berkata kepada para uzlah di gunung Libanon : “
Wahai pemakan binatang tanah ( enthung ), kalian meninggalkan umat Muhammad SAW
di tengah-tengah suasana bid’ah, dan kalian sibuk di sini memakan enthung ? “
lalu mereka menjawab : “ Kami tidak kuasa hidup bersama manusiaSedang Alloh
memberimu kekuatan maka kamulah yang wajib bersama mereka “ lalu beliau
mengarang buku ( setelah itu ) “ al-Jami’ lil jaliyyi wal khofiyyi “ dan mereka
itu bergelimang ilmu, dan aplikasi ilmi tersebut, dan pandangan yang dalam
tentang perjalanan menuju kampung akherat.
Dan ketahuilah bahwa orang yang dibutuhkan manusia seperti ini, khususnya
untuk menyiarkan agama, butuh berkumpul dengan manusia untuk dua keharusan
mendasar :
Pertama : Kesabaran yang panjang, Kebesaran jiwa, pandangan yang
lembut serta selalu memohon pertolongan kepada Alloh
Kedua : dalam kondisi seperti itu dia harus menyendiri dan terpisah
dari mereka ( masyarakat ), meskipun membaur dengan mereka, jika mereka
menyapanya dia harus menjawab, dan jika mereka sowan
maka dia harus menerima
Sikap yang lain adalah :
- Apabila mereka mendiamkan dan
berpaling darinya, maka hendaklah orang tersebut ( guru itu ) bersyukur
atas sikap mereka
- Apabila mereka dalam kondisi benar
dan baik, maka sang guru itu harus membantu mereka untuk bertahan
- Apabila mereka bergurau dan
menjurus pada keburukan, sang guru itu harus menselisihi dan menghindari
- Sang guru harus tetap memenuhi hak
mereka dalam hal pertemuan, sambang sinambang dan pemenuhan kebutuhan
- Tidak boleh meminta sesuatu untuk
kebutuhannya, bahkan tidak boleh berharap mereka memenuhi kebutuhannya.
- Jika sang guru mampu, hendaklah
bersedekah semampunya, dan berusaha bertahan untuk tidak menerima
pemberian
- Harus mampu bertahan atas perlakuan buruk mereka, harus selalu menampakkan keceriaan, dan berhias saat bertemu dengan mereka dan menutupi kebutuhan dirinya pada mereka ( orang umum )
- Selalu meniadakan dirinya ( secara haqiqat ) dalam keramaian manusia.
Sebagaimana ucapan Umar bin Khottob :
“ Jika aku tidur di malam hari, maka aku
hilangkan jiwa/nyawaku, jika aku tidaur siang aku sembunyikan rakyatku, lalu
bagaimana aku bias tidur diantara keduanya ?”
Semoga menjadi
ilmu yangmanfa’ah dan berkah serta diridloi Alloh, aamiin
( Dari kitab : Minhajul Abidin, ilaa jannati Robil ‘aalamiin, oleh : Imam
al-Ghozali hal. : 96 - 99 )
0 comments:
Posting Komentar