Minggu, Januari 27, 2019

KaMiNa 26 - Tata Cara Ber-UZLAH (b)



Edisi N0: ( 26 )   8  Maret  2018 M/  20 Jumadil Akhir 1439 H

ÄTANJAKAN KE-3 : TANJAKAN PENGHALANG  ( Bagian 8 )
GODAAN MAKHLUK ( Bagian 5 )

Tata Cara Ber-UZLAH ( Bag. b )
Tentang “ hidup bersama manusia secara jasad, dan hati tidak terpengaruh fokusnya kepada Alloh “ seorang syekh mengungkapkan :
“ Wahai muridku, hiduplah bersama manusia di zamanmu, namun jangan terbawa arus mereka” , lalu beliau berseru : “ Memang sulit untuk hidup bersama orang hidup, namun mengikuti arah orang yang mati “
ð  Sebuah hadits riwayat Thobroni dalam kitab al-Kabir
Dari Ibnu Mas’ud RA. : “ Hiduplah ( berbaur ) bersama manusia, namun berpisahlah          ( dengan hati ) dari mereka, dan agamamu jangan rusak. “
Lalu Imam Ghozali mengatakan :
Di saat gelombang fitnah semakin melebar, dan setiap urusan saling tumpang tindih, dan manusia telah banyak yang mengabaikan urusan agama, dan orang mukmin tidak lagi saling menjaga, manusia tidak lagi memerlukan orang alim, dan tidak fokus kepada hal-hal yang berguna, dan mereka abai sama sekali terhadap urusan agama, maka fitnah semakin meluas, dan semakin meruncing, lalu para alim berudzur untuk uzlah dan menyendiri serta mengubur ilmunya, maka aku kuatir zaman tersebut telah datang dan semakin sulit ( Alloh Maha    Penolong ),, hal itu jika para alim ( seorang yang dibutuhkan umat ) melakukan uzlah.

Permasalahan tentang dilarangnya para alim untuk uzlah

Dikatakan, bukankah Nabi SAW bersabda : “ Hendaklah kalian selalu berkumpul/berjamaah, sesungguhnya berkah Alloh ada di dalam jamaah “ dan sesungguhnya setan itu bagaikan serigala yang menerkam kambing yang keluar dari gerombolannya “.
Pembahasan

  1. Hadits di atas haruslah disingkronkan dengan sabda Nabi SAW, tentang anjuaran untuk berdiam diri di rumah, dan agar fokus pada hal-hal yang khusus
  2. Adapun pemahaman tenyang “hendaklah kalian berkumpul atau berjamaah “ menurutkan hal itu tertuang dalam 3 bentuk :
a.    Bersatu dalam agama dan hukum, yakni jangan sampai bersatu dalam hal kesesatan
b.    Berkumpul saat ada pertemuan dan pelaksanaan sholat jumuah
c.    Bersatu di saat zaman tidak sedang menyebar fitnah

Maka menurut Imam Ghozali :
Di zaman menyebarnya fitnah, ada dua jenis uzlah yang diterapkan :
  1. Bagi mereka yang tidak terikat kebutuhan, atau dibutuhkan umat dalam hal ilmu dan pencerahannya, maka uzlah menjadi pilihan pasti yang harus dijalankan agar selamat dari zaman fitnah, yakni dengan menyendiri secara lahir dan batin.
  2. Bagi mereka yang dibutuhkan keilmuan dan pencerahannya bagi umat, maka uzlah dilakukan secara ruhaniyah, di mana jasadnya tetap berkiprah bersama manusia, namun hatinya fokus kebada dzikrulloh
Dalam hal ini Ibrohim bin Adham menasehatkan :

“ berkumpullah menyatu ( secara fisik ), bersama Tuhanmu dengan penuh kelembutan, dan dari manusia bersikaplah buas/ganas ”

Motivasi untuk ber-uzlah
Ada tiga hal yang dapat mendorong seseorang untuk beruzlah :

Pertama : sibukkan dirimu dengan ibadah : karenadi dalam ibadah itu terdapat kesibukan ( ruhaniyah ) dan mengabaikan ibadah serta berlemah terhadap manusia akan megakibatkan kebangkrutan
Dan jika kau biarkan dirimu sering bertemu dengan manusia, serta berbincang tanpa kemanfaatan, ketahuilah hal itu akan berujung pada kerugian, karena sikap yang demikian merupakan sikap “ menikmati kekosongan “ padahla kekosongan itu ancaman yang serius bagi kondisi ruhaniyah manusia.

Semoga menjadi ilmu yangmanfa’ah dan  berkah serta  diridloi Alloh, aamiin

( Dari kitab : Minhajul Abidin, ilaa jannati Robil ‘aalamiin, oleh : Imam al-Ghozali    hal. :     99 -107 )

Hasil gambar untuk UZLAH


0 comments:

Posting Komentar

 

Kontak