Minggu, Februari 03, 2019

KaMiNa 51 - SIFAT TERGESA-GESA




Edisi N0: ( 51 ) 29 Nopember  2018 M/  21 Rabi’ul Awwal 1440 H

ÄTANJAKAN KE-3 : TANJAKAN PENGHALANG  ( Bagian 31 )
PENGHALANG KE 4 : HAWA NAFSU ( Bagian 17 )

 Menjaga Hati ( Bagian 7 ) 
DAMPAK DARI SIKAP TERBURU-BURU
     Terburu-buru dan tidak sabaran, dibarengi dengan akhlak buruk, termasuk kategori hal yang menyebabkan tidak tepat sasaran atau tidak tepat yang dituju, dan menjerumuskan kedalam maksiat, dari sifat ini muncul empat dampak buruk :

Pertama : putus asa, dalam kondisi biasa, seorang hamba menginginkan suatu kedudukan dalam kebaikan serta ingin beristiqomah dan berjuang, namun karena terburu-buru dalam menggapainya, padahal yang dituju itu masih belum saatnya, mungkin yang terjadi dia justru berputus asa dan tidak mau bersungguh-sungguh meraihnya sehingga posisi kebaikan itu gagal diraih, atau kadang berlebihan dalam berusaha meraih, sehingga jiwanya lelah lalu gagal-lah target posisi kebaikan itu diraih karena tidak efektif dan tidak efisien, keduanya sebagai akibat Tergesa-gesa/grusa grusu, telah diriwayatkan dari Rasul SAW, beliau bersabda : “ Agama kita ini kokoh maka gapailah dengan kelembutan, sesungguhnya orang menanam yang dapat  tumbuh bukan pada tanah yang terpotong-potong, dan bukan pada lereng agar dapat kokoh “


Kedua : Enggan dan bosan menanti, semestinya seorang hamba jika berkebutuhan maka dia mohon kepada Alloh dan memperbanyak do’a, maka kebutuhannya akan terpenuhi, namun bila keburu-buru minta dipenuhi sebelum waktunya, maka kebutuhannya tidak terpenuhi dan dia bosan serta enggan untuk berdo’a, maka harapan dan hajatnya tidak terpenuhi sama sekali.

Ketiga : tidak selamat dan jatuh dalam maksiat dan kehancuran
Mungkin seseorang didholimi orang lain, lalu ia terburu-buru berdo’a agar diselamatkan, maka mungkin ia justru tidak selamat (dari aniaya tersebut ), atau bahkan dia melampaui batas hingga terjerumus kedalam maksiat dan kehancuran, Alloh berfirman dalam QS. Al-Isro’ 11 :

وَيَدْعُ الْإِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ ۖوَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا

“ dan manusia berdoa dengan kejahatan untuk kebaikan, dan manusia itu bersifat tergesa-gesa “


Keempat : Tidak dapat memahami secara sempurna
Sesungguhnya ibadah itu asalnya adalah wara’, dan wara’ adalah memahami secara detail dalam segala hal, dan pembahasan sempurna adalah tujuannya, baik makan, minum, berpakaian, berbicara ataupun berbuat, maka jika seorang tergesa-gesa dalam suatu masalah dan tidak hati-hati dan tidak yakin serta tidak paham secara detail, maka dia tidak akan mendapatkan keyakinan dan pemahaman yang tepat terhadap masalah yang semestinya

Maka jika seseorang itu terburu-buru dalam setiap ucapan, dia akan terpeleset ucapan, dan jika ia terburu-buru dalam setiap makanan pastilah terjerumus ke dalam haram atau syubhat, dan demikian juga dalam hal lain jika tanpa wara’

Dan kebiakan ibadah apa yang dihasilkan tanpa sikap waro’ ?
Justru orang yang terburu-buru akan kehilangan status dan derajat kebaikan, tidak dapat meraih hajat keinginannya dan akan menimbulkan kehancuran bagi umat islam dan dirinya, serta hilangnya sikap hati-hati dan mengkaji secara mendalam atas setiap perkara .
Maka sifat tersebut harus dihindari, dihilangkan dan memperbaiki diri.
=============================================

wallohu a’lam bis-showab

Semoga menjadi ilmu yang manfa’ah dan  berkah serta  diridloi Alloh, aamiin

( Dari kitab : Minhajul Abidin, ilaa jannati Robil ‘aalamiin, oleh : Imam al-Ghozali    hal. :  153-155  )

0 comments:

Posting Komentar

 

Kontak