Edisi N0: ( 51 ) 29 Nopember 2018 M/ 21 Rabi’ul
Awwal 1440 H
Ä “ TANJAKAN KE-3 : TANJAKAN
PENGHALANG ( Bagian 31 )
PENGHALANG KE 4
: HAWA NAFSU ( Bagian 17 )
Menjaga Hati ( Bagian 7 )
DAMPAK DARI SIKAP TERBURU-BURU
Terburu-buru dan tidak sabaran, dibarengi dengan akhlak buruk,
termasuk kategori hal yang menyebabkan tidak tepat sasaran atau tidak tepat
yang dituju, dan menjerumuskan kedalam maksiat, dari sifat ini muncul empat
dampak buruk :
Pertama
: putus asa, dalam
kondisi biasa, seorang hamba menginginkan suatu kedudukan dalam kebaikan serta
ingin beristiqomah dan berjuang, namun karena terburu-buru dalam menggapainya,
padahal yang dituju itu masih belum saatnya, mungkin yang terjadi dia
justru berputus asa dan tidak mau bersungguh-sungguh meraihnya sehingga posisi
kebaikan itu gagal diraih, atau kadang berlebihan dalam berusaha meraih,
sehingga jiwanya lelah lalu gagal-lah target posisi kebaikan itu diraih karena
tidak efektif dan tidak efisien, keduanya sebagai akibat Tergesa-gesa/grusa
grusu, telah diriwayatkan dari Rasul SAW, beliau bersabda : “ Agama kita
ini kokoh maka gapailah dengan kelembutan, sesungguhnya orang menanam yang
dapat tumbuh bukan pada tanah yang
terpotong-potong, dan bukan pada lereng agar dapat kokoh “
Kedua :
Enggan dan bosan menanti, semestinya
seorang hamba jika berkebutuhan maka dia mohon kepada Alloh dan memperbanyak
do’a, maka kebutuhannya akan terpenuhi, namun bila keburu-buru minta dipenuhi
sebelum waktunya, maka kebutuhannya tidak terpenuhi dan dia bosan serta enggan
untuk berdo’a, maka harapan dan hajatnya tidak terpenuhi sama sekali.
Ketiga : tidak selamat dan jatuh dalam
maksiat dan kehancuran
Mungkin
seseorang didholimi orang lain, lalu ia terburu-buru berdo’a agar diselamatkan,
maka mungkin ia justru tidak selamat (dari aniaya tersebut ), atau bahkan dia
melampaui batas hingga terjerumus kedalam maksiat dan kehancuran, Alloh
berfirman dalam QS. Al-Isro’ 11 :
وَيَدْعُ الْإِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ ۖوَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا
“ dan
manusia berdoa dengan kejahatan untuk kebaikan, dan manusia itu bersifat
tergesa-gesa “
Keempat :
Tidak dapat
memahami secara sempurna
Sesungguhnya
ibadah itu asalnya adalah wara’, dan wara’ adalah memahami secara detail dalam
segala hal, dan pembahasan sempurna adalah tujuannya, baik makan, minum,
berpakaian, berbicara ataupun berbuat, maka jika seorang tergesa-gesa dalam
suatu masalah dan tidak hati-hati dan tidak yakin serta tidak paham secara
detail, maka dia tidak akan mendapatkan keyakinan dan pemahaman yang tepat
terhadap masalah yang semestinya
Maka jika seseorang itu terburu-buru dalam setiap
ucapan, dia akan terpeleset ucapan, dan jika ia terburu-buru dalam setiap
makanan pastilah terjerumus ke dalam haram atau syubhat, dan demikian juga
dalam hal lain jika tanpa wara’
Dan
kebiakan ibadah apa yang dihasilkan tanpa sikap waro’ ?
Justru orang yang
terburu-buru akan kehilangan status dan derajat kebaikan, tidak dapat meraih
hajat keinginannya dan akan menimbulkan kehancuran bagi umat islam dan dirinya,
serta hilangnya sikap hati-hati dan mengkaji secara mendalam atas setiap
perkara .
Maka sifat tersebut
harus dihindari, dihilangkan dan memperbaiki diri.
=============================================
wallohu a’lam bis-showab
Semoga menjadi ilmu yang manfa’ah dan berkah serta
diridloi Alloh, aamiin
( Dari
kitab : Minhajul Abidin, ilaa jannati Robil ‘aalamiin, oleh : Imam
al-Ghozali hal. : 153-155
)
0 comments:
Posting Komentar