Senin, Februari 04, 2019

KaMiNa 53 - PENJELASAN 4 SIFAT PERUSAK JIWA (1. PANJANG ANGAN-ANGAN)




Edisi N0: ( 53 ) 3 Januari  2019 M/  26 Rabi’ul Akhir 1440 H
TANJAKAN KE-3 : TANJAKAN PENGHALANG  ( Bagian 33 )
PENGHALANG KE 4 : HAWA NAFSU ( Bagian 19 )

 Menjaga Hati ( Bagian 9 ) 
PENJELASAN TENTANG 4 SIFAT PERUSAK JIWA


1.    Panjang angan-angan
Berpanjang angan-angan/ berhayal menurut mayoritas ulama’ adalah suatu keinginan dalam hidup yang telah ditetapkan/diyakini secara pasti,  dan kebalikannya adalah pendek angan-angan dengan tidak memastikan suatu peristiwa serta menyandarkan angan dan hayalannya atas kehendak dan  ilmu Alloh, maka jika kamu menetapkan kepastian atas peristiwa hidupmu seperti saya hidup sekian lama lagi, atau besok saya pasti begini dan begitu, itulah panjang angan-angan, dan yang demikian anda telah bermaksiat, karena peristiwa itu masih ghaib dan tidak bisa diterka, namun jika anda iringi dengan menyandarkan atas kehendak dan ilmu Alloh, seperti ucapan anda Insya Alloh besok saya begini dan begitu, maka yang demikian tidak termasuk panjang angan-angan.
Dan penyebutan kepastian itu termasuk dalam hati atau terdetik dalam hati dan yakin sepenuhnya akan terjadi, mestinya kepastian itu adalah kuasa Alloh, sehingga agar benar dan terarah, hendaknya anda menyandarkan atas kehendak dan ilmu Alloh.

Panjang angan-angan itu ada 2 jenis
  1. Panjang angan-angan orang awam
  2. Panjang angan-angan orang khos ( alim )
Adapun panjang angan-angannya orang awam adalah pingin hidup yang panjang dan selamanya agar dapat mengumpulkan dan menikmati harta, ini termasuk maksiat ansih, kebalikannya adalah pendek angan-angan.
èAlloh berfirman dalam QS. Al-Hijr ayat 3

     ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا۟ وَيَتَمَتَّعُوا۟ وَيُلْهِهِمُ ٱلْأَمَلُ ۖ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ
“ Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).”

Sedangkan panjang angan-angannya orang alim adalah menginginkan hidup yang panjang untuk menyempurnakan kebaikan yang seringkali tercampur dengan suatu yang bahaya ( ujub, takabbur dll ), atau amal kebaikan yang tidak mengandung kemaslahatan ( karena tercampur unsur ujub atau takabbur ), maka seyogyanya saat memulai ibadah, seorang hamba tidak mengawalinya dengan keyakinan penuh bahwa ia mampu menyelesaikan hingga sempurna,  karena yang demikian itu adalah perkara ghaib, maka jangan sampai menentukan kesempurnaannya secara pasti dan mutlak, dan hendaknya selalu mengkaitkannya dengan kepastian dan ilmu Alloh, agar amal kebaikannya menjadi sempurna dan bersih dari cela,


Alloh berfirman dalam QS. Al-Kahfi 18;23
وَلا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا
“ Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, “

====================
Kebalikan dari panjang angan-angan, menurut para ulama’ adalah kebenaran niat, karena niat memiliki arti yang luas, sehingga orang yang berniat suci akan terhindar dari thulul amal, demikianlah gambaran tentang panjang angan-angan dan definisi tentang niat yang terpuji, yang harus dipahami karena merupakan hal yang inti dan pokok, para ulama mendifinisikan arti niat :

Niat terpuji dan benar adalah  menginginkan untuk memulai suatu amal dengan baik dan ingin menyermpurnakannya seraya menyerahkan hasilnya atas kehendak Alloh dengan mengucapkan Insya Alloh.

Mungkin ada yang bertanya :
Kenapa boleh memastikan keinginan sebelum memulai bertindak, tapi harus menyerahkan hasilnya kepada Alloh ?

Jawabannya adalah :
Sebab di awal pernuatan tidak ada bahaya yang mengancam, karena keinginan itu terdetik dalam hati dan keinginan hati tidak ada yang bisa melarang, namun setelah perbuatan dimulai maka muncullah bahaya yang mengancam, seperti rasa egois, ujub, riyak dan rintangan hati lainnya.
=========================================
Ketahuilah bahwa benteng pendek angan-angan adalah mengingat mati, selalu ingat maut yang dating secara tiba-tiba dan disaat manusia lalai, serta tertipu oleh dunia, percaya dan waspadailah hal seperti ini pasti anda selamat, jangan buang waktu dengan berbantah-bantah dan berdebat dengan makhluk, karena Alloh jua-lah yang memberi kita taufiq dan hidayah.


=============================================

wallohu a’lam bis-showab

Semoga menjadi ilmu yang manfa’ah dan  berkah serta  diridloi Alloh, aamiin

( Dari kitab : Minhajul Abidin, ilaa jannati Robil ‘aalamiin, oleh : Imam al-Ghozali    hal. :  157-159 


0 comments:

Posting Komentar

 

Kontak