Edisi N0: ( 53 ) 3 Januari 2019 M/ 26
Rabi’ul Akhir 1440 H
TANJAKAN KE-3 : TANJAKAN
PENGHALANG ( Bagian 33 )
PENGHALANG KE 4
: HAWA NAFSU ( Bagian 19 )
Menjaga Hati ( Bagian 9 )
PENJELASAN TENTANG 4 SIFAT PERUSAK
JIWA
1. Panjang angan-angan
Berpanjang angan-angan/ berhayal menurut mayoritas
ulama’ adalah suatu keinginan dalam hidup yang telah ditetapkan/diyakini secara
pasti, dan kebalikannya adalah pendek
angan-angan dengan tidak memastikan suatu peristiwa serta menyandarkan angan
dan hayalannya atas kehendak dan ilmu
Alloh, maka jika kamu menetapkan kepastian atas peristiwa hidupmu seperti saya
hidup sekian lama lagi, atau besok saya pasti begini dan begitu, itulah panjang
angan-angan, dan yang demikian anda telah bermaksiat, karena peristiwa itu masih ghaib
dan tidak bisa diterka, namun jika anda iringi dengan menyandarkan atas
kehendak dan ilmu Alloh, seperti ucapan anda Insya Alloh besok saya begini dan
begitu, maka yang demikian tidak termasuk panjang angan-angan.
Dan penyebutan
kepastian itu termasuk dalam hati atau terdetik dalam hati dan yakin sepenuhnya
akan terjadi, mestinya kepastian itu adalah kuasa Alloh, sehingga agar benar
dan terarah, hendaknya anda menyandarkan atas kehendak dan ilmu Alloh.
Panjang
angan-angan itu ada 2 jenis
- Panjang
angan-angan orang awam
- Panjang
angan-angan orang khos ( alim )
Adapun panjang
angan-angannya orang awam adalah pingin hidup yang panjang dan selamanya agar
dapat mengumpulkan dan menikmati harta, ini termasuk maksiat ansih,
kebalikannya adalah pendek angan-angan.
èAlloh
berfirman dalam QS. Al-Hijr ayat 3
ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا۟ وَيَتَمَتَّعُوا۟ وَيُلْهِهِمُ ٱلْأَمَلُ ۖ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ
“ Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan
bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka
akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).”
Sedangkan panjang angan-angannya orang alim adalah
menginginkan hidup yang panjang untuk menyempurnakan kebaikan yang seringkali
tercampur dengan suatu yang bahaya ( ujub, takabbur dll ), atau amal kebaikan
yang tidak mengandung kemaslahatan ( karena tercampur unsur ujub atau takabbur
), maka seyogyanya saat memulai ibadah, seorang hamba tidak mengawalinya dengan
keyakinan penuh bahwa ia mampu menyelesaikan hingga sempurna, karena yang demikian itu adalah perkara ghaib,
maka jangan sampai menentukan kesempurnaannya secara pasti dan mutlak, dan
hendaknya selalu mengkaitkannya dengan kepastian dan ilmu Alloh, agar amal
kebaikannya menjadi sempurna dan bersih dari cela,
Alloh berfirman
dalam QS. Al-Kahfi 18;23
وَلا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا
“ Dan
jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya aku akan
mengerjakan ini besok pagi, “
====================
Kebalikan
dari panjang angan-angan,
menurut para ulama’ adalah kebenaran niat, karena niat memiliki arti yang luas,
sehingga orang yang berniat suci akan terhindar dari thulul amal, demikianlah
gambaran tentang panjang angan-angan dan definisi tentang niat yang terpuji,
yang harus dipahami karena merupakan hal yang inti dan pokok, para ulama
mendifinisikan arti niat :
Niat terpuji
dan benar adalah menginginkan untuk
memulai suatu amal dengan baik dan ingin menyermpurnakannya seraya menyerahkan
hasilnya atas kehendak Alloh dengan mengucapkan Insya Alloh.
Mungkin ada
yang bertanya :
Kenapa boleh memastikan keinginan sebelum memulai
bertindak, tapi harus menyerahkan hasilnya kepada Alloh ?
Jawabannya
adalah :
Sebab di
awal pernuatan tidak ada bahaya yang mengancam, karena keinginan itu terdetik
dalam hati dan keinginan hati tidak ada yang bisa melarang, namun setelah
perbuatan dimulai maka muncullah bahaya yang mengancam, seperti rasa egois,
ujub, riyak dan rintangan hati lainnya.
=========================================
Ketahuilah
bahwa benteng pendek angan-angan adalah mengingat mati, selalu ingat
maut yang dating secara tiba-tiba dan disaat manusia lalai, serta tertipu oleh
dunia, percaya dan waspadailah hal seperti ini pasti anda selamat, jangan buang
waktu dengan berbantah-bantah dan berdebat dengan makhluk, karena Alloh jua-lah
yang memberi kita taufiq dan hidayah.
=============================================
wallohu a’lam bis-showab
Semoga menjadi ilmu yang manfa’ah dan berkah serta
diridloi Alloh, aamiin
( Dari
kitab : Minhajul Abidin, ilaa jannati Robil ‘aalamiin, oleh : Imam
al-Ghozali hal. : 157-159
)
0 comments:
Posting Komentar