Edisi N0: ( 55 ) 17 Januari 2019 M/ 11
Jumadil Awal 1440 H
Ä “ TANJAKAN KE-3 : TANJAKAN
PENGHALANG ( Bagian 35 )
PENGHALANG KE 4
: HAWA NAFSU ( Bagian 21 )
Menjaga Hati ( Bagian 11 )
PENJELASAN TENTANG TAKABBUR
4. Takabbur
Adalah suatu
dorongan dalam jiwa untuk menyombongkan jiwa serta membesarkannya, itulah
takabbur dan sejenisnya
Sedangkan
tawadlu’ adalah dorongan jiwa untuk merendahkan jiwa serta merasa hina,
demikianlah tawadlu dan sejenisnya.
Masing-masing
diantara keduanya memiliki jenis yang umum dan yang khusus.
a. Tawadlu’ umum adalah ( merasa cukup )berkecukupan
dalam hal pakaian, tempat tinggal dan kendaraan, sedangkan takabbur (
umum ) adalah meninggi-ninggikan dalam hal tersebut (dalam hal pakaian,
tempat tinggal dan kendaraan )
b.Tawadlu’ Khusus adalah melatih jiwa agar menerima apa
adanya dari hal-hal yang menyangkut keagungan dan kemuliaan, sedang Takabbur
khusus adalah kebalikan dari itu, dan itu merupakan maksiat berat dan
kesalahan besar.
Perbedaan antara tawadlu dan rendah diri = tawadlu’ adalah keridloan seseorang
akan status dan kedudukannya, sedangkan rendah diri adalah perbuatan manusia
yang meletakkan dirinya dalam kehidaan
Perbedaan antara tawadlu’ dan khusyu’ = diproyeksikan dalam akhlaq dan perbuatan dhohir dan
batin, sedangkan khusyu’ adalah diproyeksikan dengan perbuatan anggota tubuh,
sehingga dikatakan : “ jika hati tawadlu, maka khusyu’ lah anggota badan
“
=============================================
Cara menumbuhkan tawadlu’ umum adalah selalu mengingat posisi awal
penciptaan manusia dan akhir hidupnya, ada yang mengatakan; manusia itu awalnya
adalah air hina ( mani ) dan akhi hayatnya adalah bangkai, dan antara keduanya
( lahir dan mati ) hanyalah pembawa kotoran/tinja.
Cara menumbuhkan tawadlu’ khusus dengan selalu mengingat akibat yang
timbul dari sifat tidak tawadlu’ baik di dunia maupun di akherat.
=============================================
wallohu a’lam bis-showab
Semoga menjadi ilmu yang manfa’ah dan berkah serta
diridloi Alloh, aamiin
( Dari
kitab : Minhajul Abidin, ilaa jannati Robil ‘aalamiin, oleh : Imam
al-Ghozali hal. 160-161 )
0 comments:
Posting Komentar