Edisi N0: ( 56 ) 24 Januari 2019 M/ 18
Jumadil Awal 1440 H
Ä “ TANJAKAN KE-3 : TANJAKAN
PENGHALANG ( Bagian 36 )
PENGHALANG KE 4
: HAWA NAFSU ( Bagian 22 )
Menjaga Perut ( Bagian 1 )
Rangkuman yang lalu :
Untuk
menopang kuatnya ketakwaanharus menjaga lima anggota badan : (1) Mata/
pandangan, (2) Telinga/ pendengaran, (3) Lisan/ucapan, (4) Menjaga hati. Dan ke
5 adalah MENJAGA PERUT
Pasal 5 :
Menjaga Perut
Menjaga perut dan kesehatan perut, karena perut paling
sulit diantara anggota badan yang harus dijaga kesehatannya oleh para mujtahid., karena yang paling banyak ( diantara anggota badan ) dalam hal
kelezatan dan kesibukan, dan paling besar pengaruh dan bahaya, karena perut
merupakan pusat sari makanan, dan
darinya menyebar beberapa hal kepada anggota tubuh, kekuatan dan lemasnya
badan, kesucian dan jimak dan lainnya.
Maka yang harus dilakukan pertama
kali adalah menjaga dari yang haram dan yang subhat, barulah mengutamakan
kehalalan, hal itu jika kalian mempunyai kemauan yang kuat untuk beribadah
kepada Alloh.
Menjaga diri dari yang haram dan
subhat itu karena 3 alasan :
Pertama :
Takut
siksa neraka jahannam, sesuai firman Alloh Q.S. an-Nisa’ ayat 10 :
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا
“ Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak
yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan
mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).”
Dan Sabda Rasululloh SAW : “Setiap Daging
yang Tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih berhak baginya”
Kedua
:
orang yang memakan makan haram atau subhat
tertolak dan tidak sesuai untuk ibadah, karena tidak sesuai untuk berkhidmat
kepada Alloh, dan yang sesuai adalah yang suci dan disucikan, aku ( imam
Ghozali ) berkata : Bukankah Alloh telah melarang orang yang junub untuk
masuk ke rumahNya, juga orang yang berhadats dilarang menyentuh mushaf?
Alloh berfirman QS. An-Nisa’ ayat 43 :
“dan jangan pula
dalam keadaan junub, kecuali sekedar lewat, sampai kalian mandi; “
Dan firman Alloh Q.S. Al-Waqi’ah ayat 79 : “ Dan
janganlah menyentuh mushaf kecuali orang-orang yang suci “
Padahal jinabat dan hadats adalah perkara mubah, lalu
bagaimana orang yang tenggelam dalam makanan yang haram, serta najis haram dan
subhat, kapan terpanggil untuk khidmah kepada Alloh ? hal itu tidak akan
mungkin terjadi.
Yahya bin Muadz
ar-Rozi berkata :
“
Ketaatan itu tersimpan dalam lemari Alloh, kuncinya adalah doa dan gerigi kunci
itu adalah halal ”
Jika kunci itu
tidak mempunya gerigi, maka pintu tidak bisa dibuka, dan jika pintu lemari
tidak terbuka, bagaimana bisa mendapatkan ketaatan?.
Ketiga :
Bahwa
orang yang memakan haram dan syubhat, terhalang untuk menggapai kebaikan. Dan
jika dapat melakukan kebaikan, maka ia akan tertolak dan tidak diterima, maka (
perbuatan baik itu ) hanya menyita perhatian, kecapekan dan menyita waktu.
Rasululloh
SAW bersabda : “ Berapa banyak orang yang bangun malam tapi tidak meraih
kemanfaatan kecuali kantuk, dan berapa orang yang puasa tapi tidak mendapatkan
pahala puasa kecuali lapar dan dahaga “
Dari
Ibnu Abbas r.a. : “ Alloh tidak menerima sholat seseorang jika di dalam
perutnya ada yang haram “
=============================================
wallohu a’lam bis-showab
Semoga menjadi ilmu yang manfa’ah dan berkah serta
diridloi Alloh, aamiin
( Dari
kitab : Minhajul Abidin, ilaa jannati Robil ‘aalamiin, oleh : Imam
al-Ghozali hal. 161-163 )
0 comments:
Posting Komentar