Rabu, Februari 06, 2019

MuKaFi 13 - Bab: Sholat ( Waktu-waktu Sholat )



Edisi N0: (13 ) 19 September  2016 M/  17 Dzul-Hijjah -1437 H

 è Pasal 2 : Waktu-waktu sholat

Pembatasan waktu shalat fardlu, sesuai dengan hadits Rasululloh SAW. adalah penentuan awal dan akhir waktu shalat-shalat tersebut.

رَوَى جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللهِ أَنَّ النَّبِيَّ
جَاءَهُ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، فَقَالَ لَهُ: قُمْ، فَصَلِّهْ، فَصَلَّى الظُّهْرَ
حِيْنَ زَالَتِ الشَّمْسُ، ثُمَّ جَاءَهُ اْلعَصْرَ، فَقَالَ: قُمْ فصلِّهْ، فَصَلَّى اْلعَصْرَ،حِيْنَ صَارَ ظِلُّ كُلِّ شَيْءٍ مِثْلُهُ، ثُمَّ جَاءَهُ اْلمَغْرِبُ، فَقَالَ: قُمْ فَصَلِّه،فَصَلَّى اْلمَغْرِبَ حِيْنَ وَجَبَتِ الشَّمْسُ (غَرَبَتْ)، ثُمَّ جَاءَهُ اْلعِشَاءُ،فَقَالَ: قُمْ فَصَلَّهُ، فَصَلَّى اْلعِشَاءَ حِيْنَ غَابَ الشَّفَقُ، ثُمَّ جَاءَهُ اْلفَجْرَ،فَقَالَ: قُمْ فَصَلَّهُ، فَصَلَّى اْلفَجْرَ حِيْنَ بَرَقَ  
اْلفَجْرَ، أَوْ قَالَ: سَطَعَ اْلفَجْرَ.
ثُمَّ جَاءَهُ مِنَ اْلغَدِ لِلظُّهْرِ، فَقَالَ: قُمْ فَصَلِّه، فَصَلَّى الظُّهْرَ، حِيْنَ
صَارَ كُلَّ شَيْءٍ مِثْلُهُ، ثُمَّ جَاءَهُ اْلعَصْرَ، فَقَالَ: قُمْ فَصَلِّه، فَصَلَّى اْلعَصْرَحِيْنَ صَارَ كُلَّ شَيْءٍ مِثْلَيْهِ، ثُمَّ جَاءَهُ اْلمَغْرِبَ وَقْتًا وَاحِدًا، لَـمْ يَزُلْ عَنْهُ، ثُمَّ جَاءَهُ اْلعِشَاءُ حِيْنَ ذَهَبَ نِصْفُ اللَّيْلِ، أَوْ قَالَ: ثُلُثَ اللَّيْلِ، فَصَلَّى اْلعِشَاءَ، ثُمَّ جَاءَهُ حِيْنَ أَسْفَرَ جِدًّا، فَقَالَ: قُمْ فَصَلِّهِ، فَصَلَّى اْلفَجْرَ، ثُمَّ قَالَ: مَا بَيْنَ هَذَيْنِ اْلوَقْتَيْنِ وَقْتٌ (رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالنَّسَائِي، وَالتِّرْمِذِي بِنَحْوِهِ، وَقَالَ اْلبُخَارِي: هُوَ أَصَحُّ شَيْءٍ فِي اْلمَوَاقِيْتِ (نَيْلُ اْلأَوْطَارِ)
Dijelaskan dalam hadits di atas bahwa shalat fardlu 5 waktu masing mempunyai 2 waktu ( awal dan akhirnya) kecuali maghrib. Namun ada hadits yang menjelaskan pembatasan waktu maghrib, sebagaimana di dalam hadits berikut :

عَنْ عُقُبَةَ بْنِ عَاِمرٍ:
أَنَّ النَّبِي(ص) قَالَ: (لاَ تَزَالُ أُمَّتيِ بِخَيْرٍ، أَوْ عَلَى اْلفِطْرَةِ مَا لَـمْ يُؤَخِّرُوا
اْلمَغْرِبَ، حَتىَّ تَشْتَبِكَ النُّجُوْمُ 

( رَوَاهُ أَحْمَدُ وَأَبُوْ دَاوُدَ وَاْلحَاكِمُ فيِ اْلمُسْتَدْرَكِ) 
Hadits ini menunjukkan “ afdhol-nya” menyegerakan sholat maghrib, dan makruh untuk mengakhirkan hingga “ tampak bintang di langit “.

Waktu-waktu sholat fardlu :

  1. Sholat Subuh =  dimulai dari terbitnya fajar shodiq hingga terbitnya matahari,  dan fajar shodiq adalah cahaya putih yang memendar di sekitar ufuk, yang datang setelah fajar kadzib, yakni cahaya putih kegelapan yang membentang di langit
  2. Waktu Dhuhur = Mulai tergelincirnya matahari hingga bayang-bayang sinar matahari menyeruai/ sebatas benda tersebut. Dan yang dimaksud dengan tergelincirnya matahari di sini adalah perubahan posisi matahari dari timur ke arah barat dan dapat dilihat dengan benda, dengan bayang- bayang yang dibisakan meski sedikit sekali dari benda tersebut.
  3. Waktu Ashar = dimulai setelah waktu dhuhur habis ( bayang-bayang cahaya matahari setara dengan benda dengan kelebihan sedikit ) hingga menjelang terbenam matahari , dengan dalil hadits berikut :
مَنْ أَدْرَكَ مِنَ الصُّبْحِ رَكْعَةً قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ، فَقَدْ أَدْرَكَ الصُّبْحَ،
وَمَنْ أَدْرَكَ رَكْعَةً مِنَ اْلعَصْرِ قَبْلَ أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ، فَقَدْ أَدْرَكَ
  اْلَعصْرَ
(رواه الأئمة الستة في كتبهم )


4.  Waktu Maghrib = Mulai terbenam matahari ( secara ijma’ ) yakni tenggelamnya matahari secara sempurna, dan berakhir sampai dengan hilangnya mega merah yang berubah menjadi hitam gelap.
5.  Waktu Isya’ = Sejak hilangnya mega merah ( hitam gelap ) hingga terbitnya fajar shadiq, yakni saat menjelang fajar shadiq.

Waktu-waktu afdhol ( disukai ) :
    1. Orang laki-laki disukai apabila menanti sholat hingga terang
    2. Wanita lebih disukai menanti sholat hingga gelap
    3. Pada musim panas, lebih disukai saat cuaca teduh
    4. Pada musim dingin, disukai (afdlol ) disegerakan
    5. Afdhol menyegerakan sholat maghrib, subuh, dhuhur dan Ashar
    6. Afdhol mengakhirkan sholat isya’ hingga 2 pertiga malam
Keterangan Tambahan :
    1. Ijtihad dalam mengetahui waktu sholat hukumnya wajib
    2. Mengakhirkan sholat hingga batas akhir waktu, hukumnya boleh. Namun apabila menyengaja hingga kehilangan sholat, maka akan mendapatkan imbalan catatan sesuai dengan amalnya.
Waktu yang makruh untuk sholat dan menguburkan jenazah :

1.  Saat matahari terbit hingga waktu dhuha ( sepeninggi galah )
2.  Saat Matahari tepat di atas benda
3.  Saat matahari menjelang terbenam


Catatan :

dilarangnya melakukan sholat di waktu-waktu tersebut adalah karena :
a. Saat matahari terbit adalah ibarat lepasnya syetan yang menjadi waktu pemujaan bagi orang-orang kafir.
b. Saat matahari tepat di atas benda adalah saat dinyalakan api neraka dan dibuka pintu-pintunya
c. Saat terbenam matahari adalah lenyapnya syetan yang menjadi pusat penyembahan orang kafir.

Menurut Imam Syafi’i = melaksanakan shalat pada 3 waktu tersebut hukumnya haram dengan pengecualian : pada hari jum’at, maka shalat saat istiwa tidak diharamkan berdasarkan hadits riwayat Baihaqi  di kitab “ Subulus-Salam “:

كَانَ رَسُوْلَ اللهِ(ص) يَنْهَى عَنِ الصَّلاَةِ نِصْفُ النَّهَارِ إِلاَّ يَوْمُ اْلجُمُعَةِ
Artinya : " ( Dahulu ) Rasululloh SAW melarang sholat di tengah hari kecuali hari Jumu'ah "

Tidak diharamkan untuk shalat sunnah pada 3 waktu tersebut di Makkah, berdasarkan khobar dari Jubair bin Muth’im, HR. khomsah :

ياَبَنيِ عَبْدِ مَنَافٍ، لاَ تَمْنَعُوا أَحَدًا طَافَ بِهَذَا اْلبَيْتِ، وَصَلَّى أَيَّةَ سَاعَةٍ شَاءَ مِنْ لَيْلٍ أَوْ نَهَارْ
     Artinya : " Wahai Bani Abdi Manaf, janganlah kalian melarang seseorang yang thawaf di masjid ini ( Masjidil Haram ) dan shalat di dalamnya, jam berapapun malam maupun siang "

Demikian semoga menjadi ilmu yang maslahat dunia dan akherat. Amiiin
Wallohu a'lam bish-showab.



0 comments:

Posting Komentar

 

Kontak