Pertemuan ke 14 ( 26 Mei 2019 / 21 Ramadhan 1440 H
SPESIAL RAMADHAN
1440 H (3)
MENGHIDUPKAN
10 HARI AKHIR RAMADHAN
Dalam Shahih Bukhari
dan Muslim dari hadits ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anhaditerangkan bahwa;
كان
النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر شد مئزره وأحيا ليله وأيقظ أهله
“Apabila
telah masuk sepuluh terakhir Ramadhan Nabi shallalahu alaihi wasallam
mengencangkan kain sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan
keuarganya,. Dalam riwayat Muslim terdapat tambahan “beliau bersungguh-sungguh
dan mengencangkan sarungnya”.
MAKNA
LAILATUL QODAR
Untuk memperoleh
pemahaman yang jernih terkait malam lailatul qadar, Muhammad Quraish Shihab (Membumikan
Al-Qur’an, 1999) memberikan penjelasan terkait arti dan makna
kata qadar. Penulis Kitab Tafsir Al-Misbah tersebut
memaparkan tiga arti pada kata qadar, sebagai berikut:
èPertama, qadar berarti penetapan atau pengaturan sehingga lailatul qadar dipahami sebagai
malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Pendapat ini dikuatkan
oleh penganutnya dengan Firman Allah pada QS Ad-Dukhan ayat 3. Ada ulama yang
memahami penetapan itu dalam batas setahun.
Al-Qur’an yang turun
pada malam lailatul qadar diartikan bahwa pada malam itu Allah SWT mengatur dan
menetapkan khiththah dan strategi bagi Nabi-Nya, Muhammad SAW guna mengajak
manusia kepada agama yang benar yang pada akhirnya akan menetapkan perjalanan
sejarah umat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.
èKedua, qadar berati kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia yang tiada bandingnya.
Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Qur’an serta karena ia
menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih.
Kata qadar yang
berarti mulia ditemukan dalam ayat ke-91 Surat Al-An’am yang berbicara tentang
kaum musyrik: Ma qadaru Allaha haqqa qadrihi idz qalu ma anzala Allahu
‘ala basyarin min syay’i (mereka itu tidak memuliakan Allah
sebagaimana kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak
menurunkan sesuatu pun kepada manusia).
èKetiga, qadar berarti sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya
malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam Surat Al-Qadar: "pada
malam itu turun malikat-malaikat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk
mengatur segala urusan."
Kata qadar yang
berarti sempit digunakan oleh Al-Qur’an antara lain dalam ayat ke-26 Surat
Ar-Ra’du: “Allah yabsuthu al-rizqa liman yasya’ wa yaqdiru” (Allah
melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki dan mempersempitnya bagi yang
dikehendakinya)
KEUTAMAAN
LAILATUL QODAR
1. Al-Quran diturunkan (awal kali) di Lailatul Qadar
2. Beribadah pada malam itu lebih
baik dibandingkan beribadah di 1000 bulan lain yang tidak ada Lailatul
Qadar-nya
3. Pada malam itu para Malaikat turun ke bumi.
Para
Malaikat yang merupakan penduduk langit turun ke bumi sehingga menimbulkan
banyak kebaikan.
4. Keselamatan meliputi malam itu
hingga terbit fajar.
Mujahid
–seorang murid Ibnu Abbas- menjelaskan bahwa pada malam itu tidak ada penyakit
dan syaithan sama sekali. Sedangkan Qotadah menjelaskan bahwa maksud
keselamatan pada malam itu adalah kebaikan dan keberkahan (Zaadul Masiir karya
Ibnul Jauzi (6/179-180)).
5. Pada malam itu ditulis takdir tahunan setiap
makhluk. Ditulis takdir seluruh makhluk sejak malam itu hingga tahun berikutnya.
Di
dalamnya ditetapkan setiap (takdir) perkara dengan penuh hikmah (bijaksana)
(ad-Dukhan:4)
Pada Lailatu Qadar ditulis takdir seluruh makhluk hingga Lailatul Qadar tahun depan (sebagaimana dijelaskan al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolaany dalam Fathul Baari).[]
Pada Lailatu Qadar ditulis takdir seluruh makhluk hingga Lailatul Qadar tahun depan (sebagaimana dijelaskan al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolaany dalam Fathul Baari).[]
0 comments:
Posting Komentar