Pertemuan ke 15
( 28 Juni 2019 / 24 Syawwal 1440 H
نَصَــــــائح الثــــــــــانِي
NASEHAT-NASEHAT KEDUAـ
22. TIGA PESAN ALLAH KEPADA NABI 'UZAIR
Diriwayatkan bahwa Allah telah berfirman kepada Nabi
'Uzair:
"Wahai 'Uzair,
1. jika engkau melakukan dosa kecil, maka janganlah
engkau melihat kecilnya dosa, tapi lihatlah kepada Dzat yang engkau durhakai.
2. jika engkau memperoleh kebaikan sedikit, janganlah
engkau melihat kecilnya kebaikan, tetapi lihatlah kepada Dzat yang telah
memberikan rizki itu kepadamu.
3. jika engkau tertimpa musibah, maka janganlah engkau
mengadukan Aku kepada makhluk-Ku, sebab Aku juga tidak pernah mengadukanmu
kepada para malaikat-Ku ketika engkau berbuat maksiat kepada-Ku."
Imam Ibnu 'Uyainah berkata: "Orang yang mengeluh kepada
orang lain namun hatinya mampu bersabar dan ridha menerima semua ketetapan
Allah, maka orang itu tidak dikatakan berkeluh-kesah, sebab pernah ketika
Malaikat Jibril bertanya: 'Apa yang engkau rasakan?', Nabi S.A.W yang saat itu
sedang sakit menjelang wafatnya menjawab: 'Wahai Jibril, aku sedang tertimpa
kecemasan dan kesusahan.'"
23.
TIGA JAWABAN SETAN
Hatim
Al-Asham berkata: "Setiap pagi setan selalu bertanya kepadaku tentang tiga
hal: 'Apa yang engkau makan? Apa yang engkau pakai? Di mana tempat tinggalmu?'
Aku menjawab:
1.
'Aku sedang memakan (membayangkan pahitnya) mati;
2.
yang aku pakai adalah kain kafan; dan
3.
tempat tinggalku adalah kuburan.'
Mendengar
jawabanku itu setan langsung lari menjauhiku."
Nama
lengkap Hatim Al-Asham adalah Abu 'Abdurrahman Hatim bin Ulwan. Ada juga yang
menyebutnya Hatim bin Yusuf. Ia seorang ulama besar dalam bidang tashawwuf,
berasal dari negeri Khusaran. Hatim Al-Asham artinya Hatim yang tuli. Dijuluki
demikian karena kisah berikut: Suatu saat ada seorang wanita datang kepada
Hatim untuk menanyakan sesuatu masalah. Tiba-tiba wanita tersebut kentut,
sehingga merah wajahnya karena merasa malu. Untuk menutupi rasa malu wanita
tersebut, Hatim berkata: "Keraskan suaramu, aku kurang bisa
mendengar." Mendengar ucapan Hatim itu, wanita tersebut merasa senang dan
rasa malunya pun hilang, karena ia yakin kentutnya pasti tidak terdengar oleh
Hatim, padahal pendengaran Hatim masih normal, hanya saja ia berpura-pura tuli
agar wanita itu tidak kecewa karena malu. Sejak saat itulah ia selalu dipanggil
oleh masyarakatnya dengan sebutan Hatim Al-Asham (orang yang tuli).
0 comments:
Posting Komentar