Sabtu, Februari 13, 2021

KHUTBAH JUMU’AH : MENELADANI RASULULLAH SAW.

 

KHUTBAH JUMU’AH

MENELADANI RASULULLAH SAW.

 إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وحده لاشريك له, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سيّدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.أما بعد

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

 Sidang Jumu’ah rahimakumulloh,

Dari mimbar yang mulia ini, saya mengajak diri saya dan para jamaah sekalian :  Marilah kita tingkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Alloh SWT, apalagi di dalam situasi zaman yang benar-benar menguji kealitas dan kesempurnaan iman dan takwa kita ini. Marilah kita laksanakan perintah Alloh hanya untuk menggapai keridloanNya, dan marilah kita jauhi larangan Alloh, agar hidup kita bahagia lahir dan batin, serta selamat dunia dan akhirat.

 Alhamdulillah, Kita baru saja memasuki bulan Rabiul Awwal 1436 H, dan tentunya tidak banyak diantara kita yang mengingat secara tepat, bahwa 8 hari lagi kita akan melewati hari yang sangat istimewa, yakni hari lahirnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Ironinya, banyak diantara kita kaum muslimin yang melupakan momen istimewa ini, ada pula yang berjuang gigih untuk menghilangkan peringatan momen istimewa ini, namun justru menghidupkan, meramaiakn dan hidruk pikuk dengan peristiwa dan momen yang tidak terkait sama sekali dengan kokohnya keimanan kita, yakni IMAN KEPADA NABI DAN RASUL.

 Memang Nabi Muhammad adalah bukan malaikat bukan pula anak tuhan atau yang sejenisnya, Nabi Muhammad memang lahir dari rahim Siti Aminah dan seorang Abdulloh bin Abdul Muthollib, namun yang perlu kita sadari dan pahami adalah, melalui beliaulah,  Alloh SWT menerjemahkan seluruh petunjuk kepada kita dengan bahasa manusia, tanpa kehadiran beliau, sangat mustahil kita mendapatkan petunjuk tersebut, yakni petunjuk yang mencakup Bashiro / kabar gembira bagi mereka yang mengikuti jejak beliau untuk taat kepada Alloh, dengan kehidupan akhirat yang bahagia abadi selamanya, dan Nadhiiro / kabar peringatan bagi mereka yang mengabaikan perintah dan larangan Alloh, dengan ancaman siksa berupa penderitaan akherat yang abadi selamanya.

 Maka dengan menyadari dan mengetahui serta memperingati hari kelahiran beliau, merupakan motivasi yang dahsyat, untuk membangun kembali kecintaan kita kepada beliau, lalu meniru dan mengikuti sunnah-sunnah beliau, dalam rangka menggapai bashiro/ kabar gembira tentang kebahagiaan dunia dan akherat.

 Sidang Jumu’ah rahimakumulloh,

 Peringatan Maulidin-Nabiy, memang tidak pernah diselenggarakan di zaman beliau maupun sahabat, karena aura kenabian dan kerasulan tentu masih sangat kuat hadir dalam jiwa kaum muslimin saat itu, namun simaklah, saat kaum muslimin terlibat perang salib yang hampir mencapai 100 tahun lamanya, maka  saat kejenuhan dan rasa prustasi hampir menghinggapi kaum muslimin, dimana semangat perjuangan hampir padam, tampillah Sholahuddin al-Ayyubi yang terkenal dengan Singa Padang Pasir, merasa terpanggil untuk mencari solusi yang dapat membangkitkan semangat kaum muslimin untuk berjuang dan berperang di medan pertempurab, dan setelah melalui ihtiar spiritual, akhirnya sholahuddin berkesimpulan, bahwa kaum muslimin perlu motivasi luar biuasa agar dapat bangkit semangatnya

Dalam suasana yang demikian, sholahuddin menyampaikan gagasan untuk menghadirkan sosokj Rasululloh SAW di hati kaum muslimin, lalu dia buka sayembara membuat syair tentang sosok Rasulullah itu dalam rangka memperingati Maulidin-Nabiy, dan syair kerinduan yang terkenal dengan al-barzanji itulah yang akhirnya dapat membangkitkan semangat perjuangan hingga kaum muslimin dapat memenangi peperangan tersebut.

Sidang Jumu’ah rahimakumulloh,

Kita menyadari bahwakita adalah manusia yang dari segi fisik, mendominasi kemanusiaan kita, dan masih  amat sangat perlu adanya simbol-simbol untuk mendapatkan nilai abstrak seperti motivasi dan optimisme, sebagaimana semangat kita pasti akan terlecut saat menonton televisi yang menyiarkan sholat jamaah di masjidil haram, atau pula dengan melihat simbol-simbol, kita sering merasa bangkit gairah kita dan termotivasi. Maka sesungguhnya upaya menghilangkan simbol-simbol itu dengan alasan yang tidak rasional, dapat mengakibatkan terpuruknya umat Islam dalam kancah kehidupan. Kita lihat saat ini, masing-masing dari kelompok kaum muslim merasa paling benar dan paling Islam, sehingga terjadi fanatisme kelompok yang akhirnya menjadi kelompok mayoritas yang lemah. Akhirnya kita hanya dapat meratapi kegagalan dan kelemahan itu, dengan memperuncing perbedaan dan permusuhan antar kaum muslimin.

Maka bayangkan, seandainya simbol-simbol yang selama ini membantu menginspirasi dan memotivasi kita telah lenyap dan sirna, masjidil Aqsha telah luluh lantak rata denga tanah atas ulah jahil tentara Israel, demikian juga ketika makan Nabi di Madinah yang dianggap sebagai sumber kesyirikan itu benar-benar di hancurkan, lalu suara adzan yang hanya dikumandangkan dalam radius tertentu, lalu masjid hanya untuk sholat lima waktu.. dan kalender hijriyah sudah benar-benar tidak dicantumkan pada kalender di rumah kita, kalau sejarah kehidupan para Nabi dan Rasul sudah tidak jelas sumber referensinya, dan masih banyak simbol-simbol lain, padahal baginda Rasulullah SAW pun telah mensinyalir perlunya kita terhadap simbol-simbol itu, beliau bersabda :

واعتبروا موتاكم

Ambillah pelajaran/ I’tibar dari orang-orang yang mati diantara kalian

Maka simbol yang berupa orang yang meninggalpun harus kita jadikan sarana memotiva-si yang dapat menginspirasi kehidupan kita.

Yang jelas, kesalahan dari orang nasrani maupun yahudi dalam menghormati nabi adalah menjadikan Uzair dan Nabi Isa putra Maryam sebagai anak tuhan. Maka terhadap Nabi Muhammad SAW, selama kita tidak menobatkannya seperti orang yahudi dan nashrani lakukan, maka tidak masalah, sebab beliau memang harus dicintai dan dihormati, melebihi dari manusia lain di muka bumi ini.

 Sidang Jumu’ah rahimakumulloh,

Kelahiran belia sudah amat jelas di sebutkan dalam surah al-anbiya’ : 107

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

107. dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

Rosulullah bukan hanya menjadi rahmat buat kaum muslimin yang menjadikan beliau sebagai panutan dan contoh sejati dalam merealisasikan ketaatan kepada Allah, dalam bersosialisasi sehari-hari, menjadi ayah, menjadi suami, menjadi kakek bahkan menjadi seorang pemimpin. Tetapi Rosulullah juga rahmat untuk alam sejagat ini, yang di sana hidup manusia-manusia yang tak pernah tahu dan mau tahu buat apa mereka diciptakan oleh Allah. Dengan diutusnya Rosulullah saw ke dunia, dengan membawa cahaya islam, Islam telah mampu merubah kehidupan umat manusia ke arah kehidupan yang penuh makna, menerangi dengan ilmu pengetahuan dan kemakmuran.

Negara Madinah, yang didirikan oleh Rasululloh, tidak hanya dihuni oleh kaum muslimin saja, masih banyak kaum dan suku yang berjenis agama dan budaya, semua diakomodir oleh Rasululloh SAW, sehingga mendapat legalitas negeri madani. Maka ketika negeri kita Indonesia, yang didiami oleh berbagai suku, bahasa, agama dan kebudayaan ini harus diperjuangkan dengan cara-cara radikal, agar menjadi satu keyakinan dan menjadi negeri yang bebas dari keberagaman, tentu akan kehilangan kerahmatan yang dibawa oleh baginda Rasulullah SAW.

Selain itu, sosok Muhammad SAW adalah sosok panutan yang paling ideal dan paripurna, sebagaimana firman Alloh dalam surah al-Ahzab : 21

 لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

Sidang Jumu’ah rahimakumulloh,

Lalu darimana kita mengenal keteladan beliau, sebagai referensi kepribadian yang ideal dan sempurna serta paripurna, kalau tidak dengan menmpelajari dan mengkaji

Apalagi cara mengekspresikan kecintaan dan penghormatan kepada beliau, telah dicontohkan dan diperintahkan oleh Alloh SWT : dalam al-Ahzab : 56

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

56. Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi[1229]. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya[1230].

 [1229]è  Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat: dari Malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan:Allahuma shalli ala Muhammad.

[1230]è Dengan mengucapkan Perkataan seperti:Assalamu'alaika ayyuhan Nabi artinya: semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi.

 Yakni mendoakan Nabi SAW agar dilimpahi rahamat dari Alloh SWT. Maka suatu saat beliau bertanya kepada para sahabat : siapakah manusia yang paling kikir dan pelit ? para sahabat menjawab : mereka yang tidak mau memberikan apabila diminta, ternyata jawaban tersebut tidak tepat seperti yang dikehendaki Nabi, lalu beliau menjawab ” orang yang tidak mau bersholawat / berdoa buat aku, ketika namaku disebut, adalah orang yang paling kikir ”

 Dan cara yang semudah itu saja-pun, masih juga di putar balikkan, dengan mebuat statemen : Muhammad itu manusia yang sudah sempurna, maka tidak butuh apa-apa lagi dari umatnya, termasuk juga do’a. Ibarat gelas, beliau telah penuh dengan air jernih, maka tidak perlu lagi penambahan air.

Maka terhadap statemen seperti ini, kita harus berhati-hati, agar tidak termakan dan justru mebela-bela.

Nabi sendiri bersabda, yang artinya :

 ” Barangsiapa yang bersholawat kepadaku sekali, maka aku akan mendoakannya sepuluh kali ”

 Tentunya saat kita bersholawat kepada Nabi SAW, kita berdoa kepada Alloh SWT agar menurunkan berkah kepada Nabi SAW, dan ketika beliau telah cukup dengan berkah Alloh maka doa itu diberikan kembali kepada yang bersholawat sebanyak sepuluh kali lipat. Maka sungguh ironis, saat seorang tokoh namanya disebut, maka dengan gegap gempita dan riuh rendah menyambutnya, namun saat nama Nabi disebut, justru kita diam seribu bahasa.

 Sidang Jumu’ah rahimakumulloh,

 Pada akhirnya, dapatlah kita simpulkan :

1.    Kita manusia yang didominasi ketertarikan fisik ini, masih sangat membutuhkan simbul, baik benda maupun lafal ucapan, untuk memotivasi diri kita, dalam menggapai kesuksesan hidup.

2.    NabiSAW, diutus oleh Alloh, sebagai rahmat bagi alam semesta, serta figur idola dan panutan sempurna, maka dalam menjaga stabilitas mengikuti sunnah beliau, kita perlu menghadirkan sosok beliau dalam bentuk doa dan sholawat, atau dengan peringatan-peringatan hari Islam

3.    Kehati-hatian dalam keterjerumusan kita pada jurang madzmum atau tercela, tidak serta harus melenyapkan semua aspek yang menjadi sebab, sebagaimana sakit kepala atau tenggorokan, maka tidak harus mematikan badan secara keseluruhan, namun tempat sakit itulah yang harus diterapi dan diobati. Sehingga jangan sampai kita mewariskan sosok nabi SAW kepada generasi kita dengan nisbat dan penyifatan secara fisik saja, sama saja dengan kita, namun marilah kita wariskan kemuliaan maqom dan kedudukan beliau di hadapan Alloh, sehingga dapat memberikan penghormatan yang selayaknya sebagai umat yang mengharapkan syafaatul ‘udhma besok pada hari kiamat.

 Akhirnya marilah kita berdo’a, semoga dengan memasuki bula rabiul Awwal, bulan dimana Rasulullah SAW dilahirkan, Alloh memperkuat kecintaan dan penghormatan kepada beliau, dan semoga Alloh memasukkan kita, kedalam golongan umat Muhammad yang mendapatkan syafaah, min yaumina haadza, ila yaumil qiyamah.. aamin yaa mujiibassaa iliin.

 

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بهدي سيد المرسلين. أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم ولجميع المسلمين، فاستغفروه، إنه هو الغفور الرحيم

 

KHUTBAH KE-2 

الخطبة الثانية

 اَلحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَمَا اَمَرَ. وَأَشْهَدُ اَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ إِرغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الخَلاَئِقِ وَالبَشَرِ. اَللَّهُمُّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ , أَمَّا بَعْدُ: فَيَا مَعَاشِرَ الُمسْلِمِيْنَ…… إِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَذَرُوْا الفَوَاخِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا يَطَنَ وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَخُضُوْرِ الجُمُعَةِ وَالجَمَاعَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ المُسَبِّحَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَااَيَّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وِسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجمَعِيْنَ, اَللَّهُمَّ وَارْضَ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الَّذِيْنَ قَضَوْا بِالحَقِّ وَكَانُوْا بِهِ يَعْدِلُوْنَ سَادَاتِنَا أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ, اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ المُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَهلِكِ اليَهُوْدَ وَالنَّصَارَى وَالْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ. اَللَّهُمَّ اَمِنَّا فِى دُوْرِنَا وَأَصْلِحْ وُلاَةَ أُمَوْرِنَا وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلاَيَتَنَا فِمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الغَلاَءَ وَالوَبَاءَ والرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بِلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلاَدِ المُسلِمِينَ العَامَّةً يَارَبَّ العَالَمِينَ. اللَهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. مَعَاشِرَ المُسلِمِينَ…… إِنَّ اللهَ يَأمُرُ بِالعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى القُربَى وَيَنْهَى عَنِ الفَخْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُم لَعَلَّكُم تَذَكَّرُوْنَ, فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكبَرُ…

 

 


0 comments:

Posting Komentar

 

Kontak