KHUTBAH JUMU’AH
MENELADANI RASULULLAH SAW.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا
اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Dari mimbar yang
mulia ini, saya mengajak diri saya dan para jamaah sekalian : Marilah kita tingkatkan kualitas iman dan
takwa kita kepada Alloh SWT, apalagi di dalam situasi zaman yang benar-benar
menguji kealitas dan kesempurnaan iman dan takwa kita ini. Marilah kita
laksanakan perintah Alloh hanya untuk menggapai keridloanNya, dan marilah kita
jauhi larangan Alloh, agar hidup kita bahagia lahir dan batin, serta selamat
dunia dan akhirat.
Ironinya, banyak
diantara kita kaum muslimin yang melupakan momen istimewa ini, ada pula yang
berjuang gigih untuk menghilangkan peringatan momen istimewa ini, namun justru
menghidupkan, meramaiakn dan hidruk pikuk dengan peristiwa dan momen yang tidak
terkait sama sekali dengan kokohnya keimanan kita, yakni IMAN KEPADA NABI DAN
RASUL.
Dalam suasana yang demikian,
sholahuddin menyampaikan gagasan untuk menghadirkan sosokj Rasululloh SAW di
hati kaum muslimin, lalu dia buka sayembara membuat syair tentang sosok
Rasulullah itu dalam rangka memperingati Maulidin-Nabiy, dan syair kerinduan
yang terkenal dengan al-barzanji itulah yang akhirnya dapat membangkitkan semangat
perjuangan hingga kaum muslimin dapat memenangi peperangan tersebut.
Sidang Jumu’ah rahimakumulloh,
Kita menyadari bahwakita adalah
manusia yang dari segi fisik, mendominasi kemanusiaan kita, dan masih amat sangat perlu adanya simbol-simbol untuk
mendapatkan nilai abstrak seperti motivasi dan optimisme, sebagaimana semangat
kita pasti akan terlecut saat menonton televisi yang menyiarkan sholat jamaah
di masjidil haram, atau pula dengan melihat simbol-simbol, kita sering merasa
bangkit gairah kita dan termotivasi. Maka sesungguhnya upaya menghilangkan
simbol-simbol itu dengan alasan yang tidak rasional, dapat mengakibatkan
terpuruknya umat Islam dalam kancah kehidupan. Kita lihat saat ini,
masing-masing dari kelompok kaum muslim merasa paling benar dan paling Islam,
sehingga terjadi fanatisme kelompok yang akhirnya menjadi kelompok mayoritas
yang lemah. Akhirnya kita hanya dapat meratapi kegagalan dan kelemahan itu,
dengan memperuncing perbedaan dan permusuhan antar kaum muslimin.
Maka bayangkan, seandainya
simbol-simbol yang selama ini membantu menginspirasi dan memotivasi kita telah
lenyap dan sirna, masjidil Aqsha telah luluh lantak rata denga tanah atas ulah
jahil tentara Israel, demikian juga ketika makan Nabi di Madinah yang dianggap
sebagai sumber kesyirikan itu benar-benar di hancurkan, lalu suara adzan yang
hanya dikumandangkan dalam radius tertentu, lalu masjid hanya untuk sholat lima
waktu.. dan kalender hijriyah sudah benar-benar tidak dicantumkan pada kalender
di rumah kita, kalau sejarah kehidupan para Nabi dan Rasul sudah tidak jelas
sumber referensinya, dan masih banyak simbol-simbol lain, padahal baginda
Rasulullah SAW pun telah mensinyalir perlunya kita terhadap simbol-simbol itu,
beliau bersabda :
واعتبروا موتاكم
Ambillah pelajaran/ I’tibar dari orang-orang yang mati diantara
kalian
Maka simbol yang berupa orang yang meninggalpun harus
kita jadikan sarana memotiva-si yang dapat menginspirasi kehidupan kita.
Yang jelas, kesalahan dari orang nasrani maupun yahudi
dalam menghormati nabi adalah menjadikan Uzair dan Nabi Isa putra Maryam
sebagai anak tuhan. Maka terhadap Nabi Muhammad SAW, selama kita tidak
menobatkannya seperti orang yahudi dan nashrani lakukan, maka tidak masalah,
sebab beliau memang harus dicintai dan dihormati, melebihi dari manusia lain di
muka bumi ini.
Kelahiran belia sudah amat jelas di sebutkan
dalam surah al-anbiya’ : 107
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً
لِلْعَالَمِينَ
107. dan Tiadalah Kami
mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Rosulullah bukan
hanya menjadi rahmat buat kaum muslimin yang menjadikan beliau sebagai panutan
dan contoh sejati dalam merealisasikan ketaatan kepada Allah, dalam
bersosialisasi sehari-hari, menjadi ayah, menjadi suami, menjadi kakek bahkan
menjadi seorang pemimpin. Tetapi Rosulullah juga rahmat untuk alam sejagat ini,
yang di sana hidup manusia-manusia yang tak pernah tahu dan mau tahu buat apa
mereka diciptakan oleh Allah. Dengan diutusnya Rosulullah saw ke dunia, dengan
membawa cahaya islam, Islam telah mampu merubah kehidupan umat manusia ke arah
kehidupan yang penuh makna, menerangi dengan ilmu pengetahuan dan kemakmuran.
Negara Madinah,
yang didirikan oleh Rasululloh, tidak hanya dihuni oleh kaum muslimin saja,
masih banyak kaum dan suku yang berjenis agama dan budaya, semua diakomodir
oleh Rasululloh SAW, sehingga mendapat legalitas negeri madani. Maka ketika negeri
kita Indonesia, yang didiami oleh berbagai suku, bahasa, agama dan kebudayaan
ini harus diperjuangkan dengan cara-cara radikal, agar menjadi satu keyakinan
dan menjadi negeri yang bebas dari keberagaman, tentu akan kehilangan
kerahmatan yang dibawa oleh baginda Rasulullah SAW.
Selain itu, sosok
Muhammad SAW adalah sosok panutan yang paling ideal dan paripurna, sebagaimana
firman Alloh dalam surah al-Ahzab : 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ
اللَّهَ كَثِيرًا
21. Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut
Allah.
Sidang Jumu’ah rahimakumulloh,
Lalu darimana kita mengenal keteladan beliau, sebagai
referensi kepribadian yang ideal dan sempurna serta paripurna, kalau tidak
dengan menmpelajari dan mengkaji
Apalagi cara mengekspresikan
kecintaan dan penghormatan kepada beliau, telah dicontohkan dan diperintahkan
oleh Alloh SWT : dalam al-Ahzab : 56
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ
عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا
56. Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi[1229]. Hai orang-orang
yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya[1230].
[1230]è Dengan mengucapkan Perkataan seperti:Assalamu'alaika ayyuhan Nabi artinya:
semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi.
Maka terhadap
statemen seperti ini, kita harus berhati-hati, agar tidak termakan dan justru
mebela-bela.
Nabi sendiri
bersabda, yang artinya :
1.
Kita manusia yang didominasi ketertarikan fisik ini, masih sangat
membutuhkan simbul, baik benda maupun lafal ucapan, untuk memotivasi diri kita,
dalam menggapai kesuksesan hidup.
2.
NabiSAW, diutus oleh Alloh, sebagai rahmat bagi alam semesta, serta figur
idola dan panutan sempurna, maka dalam menjaga stabilitas mengikuti sunnah
beliau, kita perlu menghadirkan sosok beliau dalam bentuk doa dan sholawat,
atau dengan peringatan-peringatan hari Islam
3.
Kehati-hatian dalam keterjerumusan kita pada jurang madzmum atau tercela,
tidak serta harus melenyapkan semua aspek yang menjadi sebab, sebagaimana sakit
kepala atau tenggorokan, maka tidak harus mematikan badan secara keseluruhan,
namun tempat sakit itulah yang harus diterapi dan diobati. Sehingga jangan
sampai kita mewariskan sosok nabi SAW kepada generasi kita dengan nisbat dan
penyifatan secara fisik saja, sama saja dengan kita, namun marilah kita
wariskan kemuliaan maqom dan kedudukan beliau di hadapan Alloh, sehingga dapat
memberikan penghormatan yang selayaknya sebagai umat yang mengharapkan
syafaatul ‘udhma besok pada hari kiamat.
بارك الله لي ولكم في
القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بهدي سيد المرسلين. أقول قولي هذا وأستغفر الله لي
ولكم ولجميع المسلمين، فاستغفروه، إنه هو الغفور الرحيم
KHUTBAH KE-2
الخطبة الثانية
اَلحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَمَا اَمَرَ.
وَأَشْهَدُ اَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ إِرغَامًا
لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الخَلاَئِقِ وَالبَشَرِ. اَللَّهُمُّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ
وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ , أَمَّا بَعْدُ: فَيَا مَعَاشِرَ الُمسْلِمِيْنَ…… إِتَّقُوْا
اللهَ تَعَالَى وَذَرُوْا الفَوَاخِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا يَطَنَ
وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَخُضُوْرِ الجُمُعَةِ وَالجَمَاعَةِ وَاعْلَمُوا
أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى
بِمَلاَئِكَةِ المُسَبِّحَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ
تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَااَيَّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وِسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجمَعِيْنَ, اَللَّهُمَّ وَارْضَ عَنِ
الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الَّذِيْنَ قَضَوْا بِالحَقِّ وَكَانُوْا بِهِ
يَعْدِلُوْنَ سَادَاتِنَا أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ
سَائِرِ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ
وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ, اَللَّهُمَّ
انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ المُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ
أَهلِكِ اليَهُوْدَ وَالنَّصَارَى وَالْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ. اَللَّهُمَّ
اَمِنَّا فِى دُوْرِنَا وَأَصْلِحْ وُلاَةَ أُمَوْرِنَا وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ
وِلاَيَتَنَا فِمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الغَلاَءَ
وَالوَبَاءَ والرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الفِتَنِ
مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بِلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ
بِلاَدِ المُسلِمِينَ العَامَّةً يَارَبَّ العَالَمِينَ. اللَهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ
مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. مَعَاشِرَ
المُسلِمِينَ…… إِنَّ اللهَ يَأمُرُ بِالعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى
القُربَى وَيَنْهَى عَنِ الفَخْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُم
لَعَلَّكُم تَذَكَّرُوْنَ, فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ
وَلَذِكْرُ اللهِ أَكبَرُ…
0 comments:
Posting Komentar