KHUTBAH
JUMU’AH
SUMBER
KEBAHAGIAAN HIDUP
اَلْحَمَدُ ِللهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ ,الْعَظِيْمِ الْجَبَّارِ
الْعَالِمِ بِمَا فِيْ الْضَمَائِرِ وَخَفِيِّ الأَسْرَارِ ، أَحْمَدُهُ
سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى النِّعَمِ وَتَوَلَّى كَالأمْطَارِ وَأَشْكُرُهُ
شُكْرَ عِبَادِهِ الأخْيَارِ ، وَأشْهَدُ أنْ لا إلهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا
شَرِيْكَ لَهُ الكَرِيْمُ الغَفَّارُ ، وَأشْهَدُ أنَّ مَحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ المُصْطَفَى المُخُتَارُ ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمِّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ صَلاَةً وَسَلاَمًا دَائِمَيْنِ مُتَلاَزِمَيْنِ
مَا دَامَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ ، أما بعدُ : فَيَا عِبَادَ اللهِ ، اِتَّقُوا
اللهَ حَقَّ تُقًاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Sidang Jumu’ah
rahimakumulloh,
Dari mimbar yang
mulia ini, saya berwasiat kepada diri sendiri dan juga kepada seluruh jama’ah
jum’at ,marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita kepada Allah subhanahu
wa ta’ala yakni dengan cara melaksanakan semua perintah Allah dan
meninggalkan semua dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.
Setiap manusia
menginginkan bahagia lahir dan batin, dunia dan akherat, namun banyak diantara
mereka yang salah langkah dan salah arah, sehingga bukan kebahagiaan yang
diraih, namun justru kesudahan, kesedihan, gundah gulana dan galau
Sesungguhnya kunci
kebahagiaan itu ada pada diri kita sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam
hadits.
Dari An Nu’man bin
Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ
الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ
الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di
dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh
jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah
hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Maka hati yang tidak
sehat dan gelap disebut sebagai hati yang sakit yang kmudian membuat ruhani
seseorang menjadi sakit ruhaninya.
Kalau jasmani yang
sakit, maka dokter bisa mendiagnosa dan memberikan obat, dan penyakit jasmani
yang merasakan sakitnya adalah penderita, sedangkan orang lain tidak merasa
pedih dan menderita akibat sakit jasmani tersebut
Namun sebaliknya,
penyakit hati dan penyakit ruhani, dampaknya sangat besar dan amat membahayakan
bagi orang lain dan tatanan masyarakat.
Yang menyebabkan
hati gelap dan sakit sesungguhnya berawal dari 2 sebab, sebagai mana sabda Nabi
SAW. Yang artinya dikutip dari kitab Mukasyafatul Qulub karangan Imam
Al-Ghazali, yang artinya :
“Sesungguhnya sesuatu yang sangat aku
khawatirkan atas kalian ada dua, yaitu; mengikuti hawa nafsu dan panjang
angan-angan. Mengikuti hawa nafsu berarti menjauhi kebenaran, sedangkan panjang
angan-angan mencerminkan cinta dunia”.
Dari dua hal itulah
maka muncullah segala tindak penyimpangan, patologi social yang dalam istilah
KAMTIBMAS disebut dengan PEKAT/penyakit masyarakat
Memperturutkan hawa
nafsu, akan mengakibatkan sifat permisif, hedonis dan memboleh segala cara demi
mencapai kesenangan hidup, dan akan membentuk karakter CINTA DUNIA, dan dari
sini akan muncul kejahatan : penipuan, perampasan, pencurian dan lainnya,
bahkan korupsi, kolusi dan sejenisnya juga berawal dari sini
Panjang angan-angan seringkali
membuat manusia lupa diri, dan bahayanya, jika angan-angan yang didambakan
tidak terwujut, mereka frustasi dan mencari pelarian yang justru membahayakan
hidup mereka dan bahkan mengancam stabilitas paranata social. Diantara pelarian
yang saat ini menjadi momok seluruh manusia di jagad ini adalah NARKOBA, yakni
segala jenis narkotika dan penyalahgunaan obat terlarang,
Padahal segala hal
yang membuat orang mabuk telah jelas-jelas dilarang Alloh.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِنَّمَا
الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأَنصَابُ وَالأَزْلاَمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ
الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: ”Hai
orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan.
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS.
al-Ma’idah 5 : 90)
Dari sikap panjang
angan-angan itu, ada yang lebih ekstrim lagi menempuhnya, hal itu sebagai mana
dilakukan oleh para manusia yang menebar ancaman dan menakut-nakuti yang
disebut dengan terror, tentu hal ini sama sekali tidak mencerminkan kejernihan
hati. Sebab mereka yang menebar terror itu beranggapan berjihat dalam arti
berperang, padahal Indonesia adalah negeri damai dan bukan konflik, namun
nyatanya dengan tingginya angan-angan itu mereka rela melakukan perbuatan yang
tidak dibenarkan oleh hokum Islam maupun hokum positif, bahkan dikecam oleh
penduduk bumi.
Maka untuk menggapai
kebahagiaan hidup, kita harus menjaga kesucian hati dan jiwa, dengan senantiasa
melakukan syari’at ibadah jasadiyah serta memperkokoh ruhani dengan iman, takwa
dan tawakkal
Karena dengan ibadah
yang ikhlas dan khusyu’ akan membuat hati tenang yang kemudian bisa dengan
sadar mengendalikan dan mengarahkan nafsu kepada hal-hal yang positif, sehingga
terhindar dari sifat hubbud-dun ya, dan jika diri tenang tenteram maka akan
tercapailah impian hidup bahagia
Demikian juga iman yang
mantab, pemahaman yang sempurna akan menjadikan hati yakin dan penuh harap atas
janji Alloh, dan terhindar dari angan-angan liar, yang dapat menjerumuskan
kedalam perilaku kahat dan tidak terpuji.
Kesimpulan
:
Iman yang mantab,
ibadah yang istiqomah dan pemahaman Islam yang kaffah, akan membuat hati tenang
dan khusyu’
Hati yang sehat dan yang
tenang, akan terhindar dari gangguan KAMTIBMAS, seperti penipuan, korupsi dan
penyahgunaan NARKOBA serta radikalisme
ekstrim yang mengakibatkan kecemasan dan ketakutan masyarakat.
Pada akhirnya,
marilah kita berdo’a memohon kepada Alloh, semoga jiwa kita senantiasa
dibimbing menuju ketenangan lahir dan batin, sehingga dapat melaksanakan ibadah
dengan khusyu’ dan tumakninah, dan menggapai husnul khotimah, aamiin
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي
وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله
مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَِّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ
قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH
KE-2
عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ
اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ
الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ
اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ .
|
|
0 comments:
Posting Komentar