KHUTBAH
JUMU’AH
MENUJU
IBADAH YANG BERKWALITAS
اَلْحَمَدُ ِللهِ الْوَاحِدِ
الْقَهَّارِ ,الْعَظِيْمِ الْجَبَّارِ الْعَالِمِ بِمَا فِيْ الْضَمَائِرِ
وَخَفِيِّ الأَسْرَارِ ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى النِّعَمِ
وَتَوَلَّى كَالأمْطَارِ وَأَشْكُرُهُ شُكْرَ عِبَادِهِ الأخْيَارِ ، وَأشْهَدُ
أنْ لا إلهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ الكَرِيْمُ الغَفَّارُ ،
وَأشْهَدُ أنَّ مَحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المُصْطَفَى المُخُتَارُ ،
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمِّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ
صَلاَةً وَسَلاَمًا دَائِمَيْنِ مُتَلاَزِمَيْنِ مَا دَامَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ
، أما بعدُ : فَيَا عِبَادَ اللهِ ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقًاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Sidang Jumu’ah rahimakumulloh,
Di hari yang mulia, pada jam yang mulia.
Serta tempat yang mulia ini, saya mengajak diri saya dan jamaah sekalian,
,arilah kita tingkatkan taqwalloh kita, dengan menjalankan perintah-perintahNya
dengan istiqomah dan sabar, serta menjauhi segala apa yang dilarang dengan
dilandasi rasa ikhlas dan kesabaran yang sempurna. Karena ketakwaan yang
baiklah yang menjamin keselamatan kita, di dunia dan akherat kelak.
Thema khutbah kali ini adalah “ Menuju ibadah yang berkualitas “
Hadirin, Sidang Jumu’ah rahimakumulloh
Tujuan manusia diciptakan oleh Alloh tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menyembah dan mengabdi kepada Alloh sebagai Sang Kholiq, sebagaimana firman Alloh Q.S. al-Dzariyat : 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku” (Qs Al-Dzariyat [51]: 56)
Dan ibadah penghambaan yang baik adalah yang berkualitas, dan ibadah yang berkualitas adalah ibadah yang dilaksanakan secara ikhlas, hanya untuk Alloh SWT, bukan untuk yang lain, sebagaimana firman Alloh dalam surah al-Bayyinah :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Artinya : “ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus.”
Namun pada
prakteknya, seringkali kita gagal
mencapai kualitas ibadah yang baik dan sempurna, lantaran masih banyak diantara
kita umat Islam yang menganggap ibadah hanya sekedar untuk menggugurkan
kewajiban. Jika demikian pandangan kita, maka yang kita dapat hanyalah gugurnya
kewajiban, tanpa menghasilkan nilai ruhaniyah yang ideal. Sebab kita manusia
terdiri dari dua unsur yang semestinya menyatu dan saling membantu, unsur
jasmaniyah sebagai ekspresi gerak dari ibadah, dan unsur ruhaniyah sebagai
pendulang nilai ibadah yang kita kerjakan.
Atau dengan kata lain, banyak diantara kita, parahamba Alloh
yang terlena dan tertipu dengan ibadahnya, sebagaimana peringatan Alloh dalam
QS. Luqman ayat 33 :
وَلَا
يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّهِ ٱلْغَرُورُ
Artinya : “ dan sekali-kali janganlah syaitan
yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.”
Untuk itulah, agar ibadah yang kita kerjakan bernilai dan
berkualitas, serta jangan sampai hanya membuang waktu dan tenaga, maka ada
beberapa langkah agar ibdah bisa berkualitas, sebagaimana dibahas oleh Imam Abu
Hamid al-Ghazali dalam kitab Minhajul Abidin.
Hadirin, Sidang Jumu’ah rahimakumulloh
Langkah
mencapai ibadah yang berkualitas
1. 1. Dengan
ilmu lalu dipahami ( makrifat )
Langkah ini menjadi pondasi awal dalam mencapai
kualitas ibadah, karena ibadh tanpa didasari ilmu, selain tertolak, juga tidak
akan mendatangkan kemanfaatan bagi diri kita, sebagaimana yang diperingatkan
Alloh kepada kita, dalam QS. Al-Furqan : 23
وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
“Dan Kami hadapi segala amal
yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang
beterbangan.” (Qs. Al-Furqan : 23)
Selain itu, ilmu yang telah kita dapatkan itu harus dipahami, secara mendalam, karena hal itu akan menumbuhkan kesadaran tentang hakekat ibadah dan menempatkan kita pada status dan level yang semestinya.
Memahami
ilmu secara mendalam ini berkaitan erat dengan ilmu makrifat, yakni memahami
posisi kita sebagai manusia ciptaan Alloh atau dengan istilah “
makrifatun-nafsi “, lalu memahami posisi Alloh sebagai Dzat yang menciptakan
kita, dan menjamin kehidupan kita, dimana kita mengorientasikan ibadah kita
kepadaNya, atau isltilahnya “ Makrifatulloh “ dan juga memahami sifat dunia,
sebagai tempat beramal dan kehidupannya bersifat fana, dengan istilah “
makrifatud-dun-ya”, dan memahami kampong akherat, sebagai tempat keabadian di
mana setiap amal diperhitungkan dan dipertanggungjawabkan, dengan istilah “
makrifatul-akhiroh “
Hadirin, Sidang Jumu’ah rahimakumulloh
2. Mensucikan diri dengan taubat
Hakekat ibadah adalah “ bertaqarrub mendekatkan diri kepada
Alloh “ Dzat Yang menguasai dan memiliki hidup kita. Dan proses taqarrub yang
paling efektif dan efisien adalah dalam kondisi suci, sebab Alloh berfirman
Q.S. as-Syu’ara : 89
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Artinya : “ kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati
yang bersih “
Dan cara mensucikan diri dan jiwa kita adalah dengan bertaubat atas
segala khilaf dan dosa, agar proses taqarrub kita semakin efektif, efisien dan
tepat sasaran. Proses taubat inilah yang membantu ibadah yang kita kerjakan semakin
berkualitas
Hadirin, Sidang Jumu’ah rahimakumulloh
3. Waspada terhadap godaan
Selain membekali diri dengan ilmu dan pemahaman yang benar, juga membersihkan diri dan jiwa dari kotoran khilaf dan dosa, maka dalam beribadah kita harus waspada terhadap godaan yang akan mengganggu stabilitas kelancaran kita dalam meraih ibadah yang berkualitas.
Adapun jenis godaan yang sering menghambat
konsentrasi ibadah kita, antara lain :
a.
Bisikan Perihal dunia, ini bisa berupa bisikan
tentang benda materi, atau kedudukan dan jabatan dan sejenisnya, yang sering
menggoda kita untuk focus ibadah, seperti bagaimana saat kita mendirikan sholat
jamaah di masjid, tiba-tiba pikiran kita melayang membayangkan harta benda atau
jabatan dan kedudukan. Ini salah satu contoh godaan dunia
b. Bisikan Makhluk, yakni bisikan yang berasal dari makhluk
hidup, seperti manusia, tumbuhan maupun binatang yang hadir saat kita
beribadah, atau sebelum melaksanakan ibadah, sehingga ibadah kita tidak focus lagi
bertaqarrub kepada Alloh, tapi justru mendekat kepada makhluk-makhluk itu. Dan bisikan
manusia bisa berasal dari anak, istri, suami, teman atau tetangga. Kita harus
lebih wasapada, panggilan mana yang harus kita prioritaskan.
c. Bisikan syetan, ini bisikan halus yang mengajak kita
untuk memperturutkan ajakan syetan yang ingin selalu menghindar dari ibadah
kepada Alloh, dan bisikan syetan ini lebih terkonsentrasi pada ajakan-ajakan
pertikaian, bantah-bantahan dan segala hal yang mengarah kepada percekcokan.
d. Bisikan Nafsu, jenis bisikan ini lebih halus, dan lebih
lembut, sehingga banyak diantara kita yang gagal menghindari godaan yang berupa
bisikan nafsu ini, sebab rata-rata nafsu itu mengajak kepada keburukan dan
kejahatan
إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ
“ karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan “
Bisikan nafsu cenderung mencari enaknya diri sendiri, seperti
sholat yang cepat, wudlu serampangan, atau shodaqoh dengan sesuatu yang tidak
disukai, dan lain sebagainya
Hadirin, Sidang
Jumu’ah rahimakumulloh
Demikianlah beberapa
langkah yang perlu kita lakukan untuk mencapai ibadah yang berkualitas.
Pada akhirnya,
marilah kita berdoa mohon kepada Alloh, semoga ibadah kita dijadikan ibadah
yang berkualitas, sehingga memberi kemanfaatan bagi kehidupan dunia, khususnya
bagi kehidupan abadi kelak di akherat, aamiin yaa mujibas-saa-iliin
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ, اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH
KE-2
عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ
فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ
مَا تَصْنَعُوْنَ . |
0 comments:
Posting Komentar