Kamis, Januari 24, 2019

Nasehat para hamba ( Nashoihul Ibad ) - 6


Pertemuan ke 6 ( 25 Januari  2019 / 19  Jumadal Ula 1440 H


29. DUA NASIHAT ASY-SYIBLI 
1. "Jika hatimu ingin merasa tenang dan tentram dengan Allah, maka janganlah engkau turuti kesenangan hawa nafsumu.
2. Jika engkau ingin dikasihi Allah, maka kasihilah mahluk Allah."


30. DUA KENIKMATAN DEKAT DENGAN ALLAH
Abu Bakar Asy-Syibli berkata:
1. "Jika engkau sudah merasakan nikmatnya dekat dengan Allah,
niscaya engkau dapat merasakan bagaimana pahitnya jauh dari Allah."

Bagi orang-orang ahli ibadah yang senantiasa bertaqarrub kepada Allah, mereka akan terasa tersiksa batinya ketika jauh dari Allah. Oleh karena itu, Rasulullah S.A.W berdo'a dengan do'a berikut ini:
"Ya Allah, berikanlah aku rizki dengan kelezatan memandang wajah-Mu yang mulia dan nikmatnya rindu bersua dengan-Mu.

  BAB II

1. TIGA HAL YANG HARUS DIWASPADAI
Diriwayatkan dari Rasulullah S.A.W bahwa beliau pernah bersabda:

1. "Barang siapa di pagi hari mengeluhkan kesulitan hidupnya (kepada orang lain), berarti seakan-akan dia mengeluhkan Rabbnya.
2. Barang siapa di pagi hari bersedih karena urusan duniawinya, berarti sungguh di pagi itu dia tidak puas dengan ketetapan Allah.
3. Barang siapa menghormati sesorang karena kekayaannya, sesugguhnya telah lenyaplah duapertiga agamanya."

Melakukan syikayah (pengaduan) atas nasib buruk yang dialami seseorang kepada orang lain termasuk pertanda tidak ridha atas bagian yang telah diberikan oleh Allah.

Kita tidak boleh melakukan syikayah, kecuali kepada Allah, sebab syikayah kepada Allah termasuk bentuk do'a. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwat dari 'Abdullah bin Mas'ud R.A bahwa Rasulullah S.A.W bersabda:
"Maukah aku ajarkan kepada kalian beberapa kalimat yang diucapkan oleh Nabi Musa ketika menyeberangi laut bersama Bani Israil? Kami (para sahabat) menjawab: "Tentu saja mau, ya Rasulullah." Beliau bersabda: "Bacalah: 'Alloohumma lakal hamdu wa alaika musytakaa, wa anta musta'aan, wa laa lahula wa laa quwwata illaa billahil 'Aliyyil 'azhiim." (ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu; hanya kepada-Mulah kami mengadu; dan hanya kepada-Mulah kami memohon pertolongan. Tiada daya (untuk menjauhi maksiat) dan tiada kekuatan (untuk taat), kecuali dengan pertolongan Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung.)

Al-A'masy berkata: "Sejak aku mendengar do'a tersebut dari saudara kandungku, Al-Asady Al-Kufy yang menerima do'a tersebut dari 'Abdullah R.A, maka aku tidak pernah meninggalkannya."

Al-A'masy juga berkata: "Aku pernah bermimpi didatangi seseorang. Dia berkata: 'Wahai Sulaiman, tambahkanlah pada do'a tersebut kalimat ini:

Dan kami memohon pertolongan kepada-Mu atas segala kesulitan yang ada pada kami dan kami memohon kepada-Mu untuk diberikan kebaikan dalam segala urusan kami."

Orang yang di pagi hari bersedih karena urusan duniawi dikatakan telah membenci Rabbnya, sebab hal ini mencerminkan bahwa dia tidak ridha dengan qadha' Allah, tidak bersabar atas cobaan-Nya dan tidak beriman dengan qadar-Nya, padaha semua yang terjadi di dunia ini adalah atas qadha' dan qadar Allah.

Seseorang dilarang memuliakan orang lain karena hartanya, sebab menurut syari'at, seseorang hanya boleh memuliakan orang lain karena keshalihan dan keilmuannya. Orang yang memuliakan harta di atas segala-galanya berarti telah menghinakan ilmu dan keshalihan.

Syekh 'Abdul Qadir Jailani qoddasalloohu sirrohu (semoga Allah mensucikan rahasianya) dalam pesannya telah mengatakan: "Setiap mukmin tidak boleh lepas dari tiga hal berikut:
1. melaksanakan perintah Allah
2. menjauhi larangan Allah dan
3. menerima qadha' dan qadar."




0 comments:

Posting Komentar

 

Kontak