Pertemuan ke 6 ( 25 Januari
2019 / 19 Jumadal Ula 1440 H
29. DUA NASIHAT
ASY-SYIBLI
1. "Jika hatimu ingin merasa
tenang dan tentram dengan Allah, maka janganlah engkau turuti kesenangan hawa
nafsumu.
2. Jika engkau ingin dikasihi Allah,
maka kasihilah mahluk Allah."
30. DUA KENIKMATAN DEKAT
DENGAN ALLAH
Abu Bakar Asy-Syibli berkata:
1. "Jika engkau sudah merasakan
nikmatnya dekat dengan Allah,
niscaya engkau dapat merasakan bagaimana pahitnya jauh dari
Allah."
Bagi orang-orang ahli ibadah yang
senantiasa bertaqarrub kepada Allah, mereka akan terasa tersiksa batinya ketika
jauh dari Allah. Oleh karena itu, Rasulullah S.A.W berdo'a dengan do'a berikut
ini:
"Ya Allah,
berikanlah aku rizki dengan kelezatan memandang wajah-Mu yang mulia dan
nikmatnya rindu bersua dengan-Mu.
BAB II
1. TIGA HAL YANG HARUS DIWASPADAI
Diriwayatkan
dari Rasulullah S.A.W bahwa beliau pernah bersabda:
1.
"Barang siapa di pagi hari mengeluhkan kesulitan hidupnya (kepada orang
lain), berarti seakan-akan dia mengeluhkan Rabbnya.
2.
Barang siapa di pagi hari bersedih karena urusan duniawinya, berarti sungguh di
pagi itu dia tidak puas dengan ketetapan Allah.
3.
Barang siapa menghormati sesorang karena kekayaannya, sesugguhnya telah
lenyaplah duapertiga agamanya."
Melakukan
syikayah (pengaduan) atas nasib buruk yang dialami seseorang kepada orang lain
termasuk pertanda tidak ridha atas bagian yang telah diberikan oleh Allah.
Kita
tidak boleh melakukan syikayah, kecuali kepada Allah, sebab syikayah kepada
Allah termasuk bentuk do'a. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwat
dari 'Abdullah bin Mas'ud R.A bahwa Rasulullah S.A.W bersabda:
"Maukah
aku ajarkan kepada kalian beberapa kalimat yang diucapkan oleh Nabi Musa ketika
menyeberangi laut bersama Bani Israil? Kami (para sahabat) menjawab:
"Tentu saja mau, ya Rasulullah." Beliau bersabda: "Bacalah:
'Alloohumma lakal hamdu wa alaika musytakaa, wa anta musta'aan, wa laa lahula
wa laa quwwata illaa billahil 'Aliyyil 'azhiim." (ya Allah, segala puji
hanya bagi-Mu; hanya kepada-Mulah kami mengadu; dan hanya kepada-Mulah kami
memohon pertolongan. Tiada daya (untuk menjauhi maksiat) dan tiada kekuatan
(untuk taat), kecuali dengan pertolongan Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung.)
Al-A'masy
berkata: "Sejak aku mendengar do'a tersebut dari saudara kandungku,
Al-Asady Al-Kufy yang menerima do'a tersebut dari 'Abdullah R.A, maka aku tidak
pernah meninggalkannya."
Al-A'masy
juga berkata: "Aku pernah bermimpi didatangi seseorang. Dia berkata:
'Wahai Sulaiman, tambahkanlah pada do'a tersebut kalimat ini:
Dan
kami memohon pertolongan kepada-Mu atas segala kesulitan yang ada pada kami dan
kami memohon kepada-Mu untuk diberikan kebaikan dalam segala urusan kami."
Orang
yang di pagi hari bersedih karena urusan duniawi dikatakan telah membenci
Rabbnya, sebab hal ini mencerminkan bahwa dia tidak ridha dengan qadha'
Allah, tidak bersabar atas cobaan-Nya dan tidak beriman dengan qadar-Nya,
padaha semua yang terjadi di dunia ini adalah atas qadha' dan qadar Allah.
Seseorang
dilarang memuliakan orang lain karena hartanya, sebab menurut syari'at,
seseorang hanya boleh memuliakan orang lain karena keshalihan dan keilmuannya.
Orang yang memuliakan harta di atas segala-galanya berarti telah menghinakan
ilmu dan keshalihan.
Syekh
'Abdul Qadir Jailani qoddasalloohu sirrohu (semoga Allah mensucikan rahasianya)
dalam pesannya telah mengatakan: "Setiap mukmin tidak boleh lepas dari
tiga hal berikut:
1.
melaksanakan perintah Allah
2.
menjauhi larangan Allah dan
3.
menerima qadha' dan qadar."
0 comments:
Posting Komentar