Sabtu, Februari 02, 2019

KaMiNa 32 - MENGETAHUI BISIKAN BAIK



Edisi N0: ( 32 )   26  April  2018 M/  10 Sya’ban 1439 H

TANJAKAN KE-3 : TANJAKAN PENGHALANG  ( Bagian 13 )
PENGHALANG (3) : SYETAN ( Bagian 4 )

MENGETAHUI BISIKAN BAIK

è Untuk mengetahui apakah bisikan baik itu datang dari Alloh atau lewat perantara malaikat, dapat dianalisa dengan 3 ( tiga ) cara :

Pertama : apabila bisikan baik itu kuat dan terus menerus, maka itu dorongan dari Alloh, dan apabila tidak permanen dan berubah-ubah maka itu bisikan melalui malaikat, di mana malaikat sebagai penasehat yang mendorongmu dari segala arah dan segala cara, dan menampakkan padamu nasehat-nasehat, dengan harapan kamu meresponnya dan berharap kamu menjadi baik.

Kedua : Jika dorongan itu diawali dengan perjuangan dan ketaatan, maka hal itu datang dari Alloh, sebagaimana Alloh berfirman dalam QS. Al-angkabut : 69 : “ Dan orang-orang yang berjuang untuk Aku maka pasti aku tunjukkan jalannya “ dan Q.S. Muhammad : 17 : “ dan orang-orang yang mencari petunjuk maka Aku tambah bagi mereka petunjuk “. Dan jika dorongan itu sekejap dan tanpa usaha/perjuangan, seringkali itu dorongan malaikat


Ketiga :  Jika dorongan itu berupa hal-hal yang mendasar ( ushul ) dan perkara perbuatan batin maka itu datang dari Alloh, sedangkan jika dalam hal cabang ( furu’ ) dan perkara perbuatan dhohir maka mayoritas yang seperti itu datang dari malaikat. Karena malaikat tidak mampu mengetahui suasana batin manusia ( menurut mayoritas ulama ).

èAdapun bisikan baik yang berasal dari setan hanyalah untuk melulu dan memprovokasi kearah buruk/jahat, pendapat guruku :

Telitilah terhadap dorongan batinmu untuk berbuat baik itu, jika disertai rasa semangat tanpa dibarengi dengan kekhawatiran, atau rasa tergesa-gesa tanpa kehati-hatian, atau dengan merasa aman tanpa rasa takut dan atau buta terhadap akibat tanpa pandangan batin yang tajam, maka yang denikian ini adalah bisikan dari SYETAN

Namun jika kebalikan dari rasa-rasa itu, maka bisa jadi itu bisikan dari Alloh atau malaikat.

Aku bertanya kepada guruku : Bagaimana jika semangat berbuat itu bersifat tergesa-gesa tanpa ketajaman mata batin dan karena teringat pahala yang membuat ia bersemangat ?
Beliau menjawab : hati-hati itu sifat mulia kecuali dalam hal-hal tertentu, sebagaimana disebutkan dalam khobar shohabah dari Nabi SAW : “ tergesa-gesa itu termasuk perbuatan setan, kecuali dalam 5 perkara : menikahkan anak gadisnya jika sudah bertemu jodohnya, membayar hutang-hutangnya jika sudah ada, dan merawat mayit, menjamu tamu jika mampir/singgah, dan taubat dari dosa jika terlanjur “

Sedangkan rasa takut harus mencakup kesempurnaan dan menunaikan hak haknya serta tatacaranya yang melibatkan unsur ilahiyah di dalamnya

Sedangkan pandangan tajam batiniyah akan akibat perbuatan itu ( bashiroh ) adalah hendaknya ditelisik secara batin atau penuh keyakinan bahwa hal itu memang baik dan sesuai petunjuk Alloh, dan termasuk di dalamnya faham akan pahala dan harapan berpahala, yang demikian ini disebut dengan TAUFIQ.

Semoga menjadi ilmu yang manfa’ah dan  berkah serta  diridloi Alloh, aamiin

( Dari kitab : Minhajul Abidin, ilaa jannati Robil ‘aalamiin, oleh : Imam al-Ghozali    hal. :  115-116 )


0 comments:

Posting Komentar

 

Kontak