Edisi N0: ( 43 ) 6
September 2018 M/
24 Dzul Hijjah 1439 H
Ä “ TANJAKAN KE-3 : TANJAKAN
PENGHALANG ( Bagian 23 )
PENGHALANG KE 4
: HAWA NAFSU ( Bagian 9 )
3- Menjaga Lisan
Kemudian,
hendaklah kalian menjaga lisan secara ketat, karena lisan merupakan anggota
badan yang mudah lalai dan bermaksiat, serta banyak menimbulkan kerusakan dan
permusuhan.
Telah
diriwayatkan dari Sufyan bin Abdillah, berkata :” aku bertanya kepada
Rasulullah SAW, apa yang paling engkau khawatirkan dari diriku ?, lalu Nabi
menunjuk bibir, seraya berkata : “ ini “
Dari Yunus bin
Ubaid Rahimahulloh berkata : “ kami ( suatu saat ) sedang menahan dengan hebat
panasnya berpuasa di Bashrah, tinggalkan ucapan yang tidak berguna, maka kalian
hendaklah menjaga dengan sungguh-sungguh dan berjuang dalam menjaganya”.
Dalam
hal perlunya menjaga lisan, ada lima alasan :
Pertama : Lisan menentukan baik buruknya seseorang
Sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Abu Said al-Khudriy : “ sesungguhnya manusia ( Bani Adam )
jika kondisi jasadnya sangat ditentukan oleh lisan, kami berkata : “ kami tegas
dalam meluruskan ( lisan), maka jika ucapanmu benar maka anggota tubuhmu telah
selamat, jika tidak maka jasadmu telah celaka”.
Aku berkata : Bahwa artinya ( Alloh Maha Tahu ) “
Sungguh ucapan lisan itu mempengaruhi anggota tubuh manusia, mulia dan
hinannya” sejalan dengan makna ini diriwayatkan oleh Malik bin Dinar berkata :
“ jika kamu merasa hatimu keras, dan timbul wahan/ragu, dan terhambat rizkimu,
ketahuilah itu karena kalian telah berbicara sesuatu yang tidak ada gunanya "
Kedua :
Menjaga waktu
Sesungguhnya
banyaknya ucapan lisan manusia selain dzikrulloh, mungkin jadi “ kebanyakan
menimbulkan dosa yang kelak akan dipertanyakan” atau minimal senda gurau yang
menghabiskan waktu.
Dalam sebuah riwayat, bahwa Hasan bin Abi Sinan,
suatu saat berjalan melewati sebuah bilik yang sedang dibangun, lalu dia
bertanya “ sejak kapan bilik ini dibangun ? “ lalu ia sadar dan bertanya pada
diri sendiri, “ wahai jiwa yang tertipu, kamu bertanya tentang sesuatu yang
tidak bermanfaat bagimu,… lalu ia menghukum dirinya dengan puasa selama setahun
Ketiga :
Menjaga amal shalih
Siapa yang tidak menjaga lisan, dan banyak bicara, dia
akan terjerumus ke dalam ghibah/rasan-rasan, sebagaimana disebutkan dalam
hadits : " barang siapa yang banyak
bergurau, banyak yang jatuh” dan ghibah merupakan penggugur yang merusak
amal-amal ketaatan, sebagaimana disebutkan
“Sesungguhnya
permisalan orang yang berghibah adalah ibarat orang yang bermain ketapel, akan
membuang kebaikannya ke barat dan timur, ke kanan dan ke kiri ".
Ada
riwayat dari Hasan, suatu saat di katakana kepadanya : Wahai Abu Said, ada
seorang yang meng-ghibahmu, lalu Hasan mengutus seorang menghantarkan kurma
kepada orang tersebut, dan berkata : “ aku dengar kamu telah menghadiahiku
kebaikan-kebaikanmu, maka aku sangat senang untuk membalasnya “ ( dengan kurma
manis )
Suatu saat
Hatim al-Ashom tidak bangun malam untuk sholat, lalu orang-orang
menggunjingnya, saat istrinya mengingatkan, Hatim berkata : “ benar, semalam
mereka mendirikan sholat malam, tapi pagi ini sholat malam mereka telah beralih
ke timbanganku “
Keempat
: Agar selamat dari bencana dunia
Sebagaimana
yang disampaikan Sufyan ats-Tsauri : “ janganlah kalian bicara yang dapat
merontokkan gigimu “, dan sahabat lainnya mengatakan : “ janganlah kalian
perlebar ucapanmu, yang dapat merusak posisi / kondisimu “
Gambaran secara singkat, seakan ada ungkapan “ tidak
sedikit, kalimat itu mengatakan (kepada orang yang mengucapkan: “ tinggalkan
aku “
Kelima :
Mengingat kehancuran di akherat dan akibat yang timbul
Aku sebutkan
satu poin ( dalam hal ini ) tidak akan pernah terlewatkan ( dicatat ) , baik
itu ucapan berbahaya dan haram, ataupun kalimat mubah dan berlebihan serta
tidak bermakna.
Dan jika ucapan
itu berbahaya, maka disediakan adzab oleh Alloh ( yang tak satu manusiapun
mampu bertahan ).
Telah
diriwayatkan dari Rasul SAW, beliau bersabda : “: saat malam aku ber-isra’ aku
melihat di neraka, sekelompok manusia memakan bangkai, aku bertanya : wahai
Jibril, siapakah mereka itu ?” malaikat Jibril menjawab :” mereka itu yang
memakan bangkai saudaranya ( ghibah ) “
Nabi SAW bersabda kepada Muadz : “ potonglah
lidahmu, jika berat membawa al-Qur’an dan mencari ilmu , dan janganlah engkau
robek manusia dengan lisanmu, jika tidak ingin anjing neraka merobekmu”
Diriwayatkan
dari Abi Qilabah, Rasul SAW bersabda : “ Ghibah itu dapat menghancurkan hati
dari petunjuk Alloh “
wallohu a’lam
bis-showab
Semoga menjadi ilmu yang manfa’ah dan berkah serta
diridloi Alloh, aamiin
( Dari kitab : Minhajul Abidin, ilaa jannati Robil ‘aalamiin, oleh : Imam
al-Ghozali hal. : 137-140 )
0 comments:
Posting Komentar