Minggu, Februari 03, 2019

KaMiNa 43 - MENJAGA LISAN



Edisi N0: ( 43 )  6 September  2018 M/  24 Dzul Hijjah 1439 H

ÄTANJAKAN KE-3 : TANJAKAN PENGHALANG  ( Bagian 23 )
PENGHALANG KE 4 : HAWA NAFSU ( Bagian 9 )

3- Menjaga Lisan
Kemudian, hendaklah kalian menjaga lisan secara ketat, karena lisan merupakan anggota badan yang mudah lalai dan bermaksiat, serta banyak menimbulkan kerusakan dan permusuhan.

Telah diriwayatkan dari Sufyan bin Abdillah, berkata :” aku bertanya kepada Rasulullah SAW, apa yang paling engkau khawatirkan dari diriku ?, lalu Nabi menunjuk bibir, seraya berkata : “ ini “

Dari Yunus bin Ubaid Rahimahulloh berkata : “ kami ( suatu saat ) sedang menahan dengan hebat panasnya berpuasa di Bashrah, tinggalkan ucapan yang tidak berguna, maka kalian hendaklah menjaga dengan sungguh-sungguh dan berjuang dalam menjaganya”.

Dalam hal perlunya menjaga lisan, ada lima alasan :

Pertama : Lisan menentukan baik buruknya seseorang

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Said al-Khudriy : “ sesungguhnya manusia ( Bani Adam ) jika kondisi jasadnya sangat ditentukan oleh lisan, kami berkata : “ kami tegas dalam meluruskan ( lisan), maka jika ucapanmu benar maka anggota tubuhmu telah selamat, jika tidak maka jasadmu telah celaka”.
Aku berkata : Bahwa artinya ( Alloh Maha Tahu ) “ Sungguh ucapan lisan itu mempengaruhi anggota tubuh manusia, mulia dan hinannya” sejalan dengan makna ini diriwayatkan oleh Malik bin Dinar berkata : “ jika kamu merasa hatimu keras, dan timbul wahan/ragu, dan terhambat rizkimu, ketahuilah itu karena kalian telah berbicara sesuatu yang tidak ada gunanya "

Kedua : Menjaga waktu
Sesungguhnya banyaknya ucapan lisan manusia selain dzikrulloh, mungkin jadi “ kebanyakan menimbulkan dosa yang kelak akan dipertanyakan” atau minimal senda gurau yang menghabiskan waktu.

Dalam sebuah riwayat, bahwa Hasan bin Abi Sinan, suatu saat berjalan melewati sebuah bilik yang sedang dibangun, lalu dia bertanya “ sejak kapan bilik ini dibangun ? “ lalu ia sadar dan bertanya pada diri sendiri, “ wahai jiwa yang tertipu, kamu bertanya tentang sesuatu yang tidak bermanfaat bagimu,… lalu ia menghukum dirinya dengan puasa selama setahun

Ketiga : Menjaga amal shalih
Siapa yang tidak menjaga lisan, dan banyak bicara, dia akan terjerumus ke dalam ghibah/rasan-rasan, sebagaimana disebutkan dalam hadits  : " barang siapa yang banyak bergurau, banyak yang jatuh” dan ghibah merupakan penggugur yang merusak amal-amal ketaatan, sebagaimana disebutkan 

“Sesungguhnya permisalan orang yang berghibah adalah ibarat orang yang bermain ketapel, akan membuang kebaikannya ke barat dan timur, ke kanan dan ke kiri ".
Ada riwayat dari Hasan, suatu saat di katakana kepadanya : Wahai Abu Said, ada seorang yang meng-ghibahmu, lalu Hasan mengutus seorang menghantarkan kurma kepada orang tersebut, dan berkata : “ aku dengar kamu telah menghadiahiku kebaikan-kebaikanmu, maka aku sangat senang untuk membalasnya “ ( dengan kurma manis )

Suatu saat Hatim al-Ashom tidak bangun malam untuk sholat, lalu orang-orang menggunjingnya, saat istrinya mengingatkan, Hatim berkata : “ benar, semalam mereka mendirikan sholat malam, tapi pagi ini sholat malam mereka telah beralih ke timbanganku 

Keempat : Agar selamat dari bencana dunia
Sebagaimana yang disampaikan Sufyan ats-Tsauri : “ janganlah kalian bicara yang dapat merontokkan gigimu “, dan sahabat lainnya mengatakan : “ janganlah kalian perlebar ucapanmu, yang dapat merusak posisi / kondisimu “

Gambaran secara singkat, seakan ada ungkapan “ tidak sedikit, kalimat itu mengatakan (kepada orang yang mengucapkan: “ tinggalkan aku “

Kelima : Mengingat kehancuran di akherat dan akibat yang timbul
Aku sebutkan satu poin ( dalam hal ini ) tidak akan pernah terlewatkan ( dicatat ) , baik itu ucapan berbahaya dan haram, ataupun kalimat mubah dan berlebihan serta tidak bermakna.
Dan jika ucapan itu berbahaya, maka disediakan adzab oleh Alloh ( yang tak satu manusiapun mampu bertahan ).
Telah diriwayatkan dari Rasul SAW, beliau bersabda : “: saat malam aku ber-isra’ aku melihat di neraka, sekelompok manusia memakan bangkai, aku bertanya : wahai Jibril, siapakah mereka itu ?” malaikat Jibril menjawab :” mereka itu yang memakan bangkai saudaranya ( ghibah ) “

Nabi SAW bersabda kepada Muadz : “ potonglah lidahmu, jika berat membawa al-Qur’an dan mencari ilmu , dan janganlah engkau robek manusia dengan lisanmu, jika tidak ingin anjing neraka merobekmu”

Diriwayatkan dari Abi Qilabah, Rasul SAW bersabda : “ Ghibah itu dapat menghancurkan hati dari petunjuk Alloh “

wallohu a’lam bis-showab

Semoga menjadi ilmu yang manfa’ah dan  berkah serta  diridloi Alloh, aamiin

( Dari kitab : Minhajul Abidin, ilaa jannati Robil ‘aalamiin, oleh : Imam al-Ghozali    hal. :     137-140

Hasil gambar untuk menjaga lisan

0 comments:

Posting Komentar

 

Kontak