Minggu, Februari 03, 2019

KaMiNa 46 - MENJAGA HATI ( Bag.2)



Edisi N0: ( 46 )  4 Oktober  2018 M/  24 Muharrom 1440 H

ÄTANJAKAN KE-3 : TANJAKAN PENGHALANG  ( Bagian 26 )
PENGHALANG KE 4 : HAWA NAFSU ( Bagian 12 )

 Menjaga Hati ( Bagian 2 ) 

ð 
Lima kondisi atau suasana HATI  tersebut adalah :

Pertama : Menjadi medan pertentangan, yakni ulah syetan yang menyusup dalam hati manusia, padahal hati merupakan munculnya ilham dan waswas, di dalam hati selalu terngiang dengan  dua ajakan selamanya, yaitu : panggilan Tuhan dan panggilan setan.

Kedua : Hati sangat sibuk, karena nafsu dan akal keduanya bersemanyam dalam hati, menjadilah hati sebagai medan pertempuran, antara nafsu dan pasukannya versus akal dengan pasukannya, dan kondisi hati selamanya akan saling menyerang, saling menaklukkan dan saling bertikai, maka harus selalu dijaga, dibentengi dan tidak boleh lalai.

Ketiga : hati memiliki banyak rintangan ancaman, bahaya yang mengancamnya bagai panah yang selalu menyasar “ hati “…… juga bagaikan hujan yang turun siang dan malam, terus menerus dan kita tidak mampu menolaknya, tidak seperti mata yang berada diantara kelopak mata, kadang pejam kadang terbuka, atau kadang terang melihat dan kadang bagai malam yang gulita dan sulit untuk melihat. Atau juga tidak seperti lidah tersembunyi di belakang penutup, gigi dan bibir, maka kamu mampu mengendalikannya.

Keempat : Mengatasi hati amatlah sulit, karena hati tidak tampak, kadang tidak terasa tiba-tiba saja ia digoncang masalah, dan tiba-tiba terjadi suatu situasi, dan itu membutuhkan analisa dan penyelesaian yang serius, diagnosa mendalam  dan banyak latihan.( olah rasa )

Kelima : Hati itu mudah hancur, mudah berubah, hal itu karena hati sangat mudah dan cepat merubah posisi hingga membuatnya hancur, seperti diungkapkan dalam syair

Dinamakan qalbu/hati karena ia berbolak-balik #
            Dan idenya selalu menghantam manusia secara bertubi-tubi 

Lalu jika hati tergelincir/terpeleset ( Na’udzubillah ), maka sangat besar akibatnya, dan untuk menyelamatkannya amat sulit dan berat, efek yang paling buruk adalah “ mengerasnya hati “ dan condong kepada selain Alloh, dan puncaknya adalah tertutup hati dengan kekufuran, sebagaimana firman Alloh : “ menolak dan sombong/takabbur, dan dia termasuk golongan kafir “ ( al-Baqarah :34 ) maka sambong/takabbur yang muaranya dalam hati, membuat manusia menolak lalu terjerumus ke dalam kufur secara nyata.

wallohu a’lam bis-showab
Semoga menjadi ilmu yang manfa’ah dan  berkah serta  diridloi Alloh, aamiin

( Dari kitab : Minhajul Abidin, ilaa jannati Robil ‘aalamiin, oleh : Imam al-Ghozali    hal. :     144-146

0 comments:

Posting Komentar

 

Kontak