Edisi N0: ( 46 ) 4
Oktober 2018 M/
24 Muharrom 1440 H
Ä “ TANJAKAN KE-3 : TANJAKAN
PENGHALANG ( Bagian 26 )
PENGHALANG KE 4
: HAWA NAFSU ( Bagian 12 )
Menjaga Hati ( Bagian 2 )
ð Lima kondisi atau suasana HATI tersebut adalah :
Kedua : Hati
sangat sibuk, karena
nafsu dan akal keduanya bersemanyam dalam hati, menjadilah hati sebagai medan
pertempuran, antara nafsu dan pasukannya versus akal dengan pasukannya, dan
kondisi hati selamanya akan saling menyerang, saling menaklukkan dan saling
bertikai, maka harus selalu dijaga, dibentengi dan tidak boleh lalai.
Ketiga : hati memiliki banyak rintangan ancaman,
bahaya yang mengancamnya bagai panah yang selalu
menyasar “ hati “…… juga bagaikan hujan yang turun siang dan malam, terus
menerus dan kita tidak mampu menolaknya, tidak seperti mata yang berada
diantara kelopak mata, kadang pejam kadang terbuka, atau kadang terang melihat
dan kadang bagai malam yang gulita dan sulit untuk melihat. Atau juga tidak
seperti lidah tersembunyi di belakang penutup, gigi dan bibir, maka kamu mampu
mengendalikannya.
Keempat :
Mengatasi hati amatlah sulit, karena
hati tidak tampak, kadang tidak terasa tiba-tiba saja ia digoncang masalah, dan
tiba-tiba terjadi suatu situasi, dan itu membutuhkan analisa dan penyelesaian
yang serius, diagnosa mendalam dan
banyak latihan.( olah rasa )
Kelima : Hati itu mudah hancur, mudah berubah, hal itu karena hati sangat mudah dan cepat merubah
posisi hingga membuatnya hancur, seperti diungkapkan dalam syair
Dinamakan
qalbu/hati karena ia berbolak-balik #
Dan idenya selalu menghantam manusia secara bertubi-tubi
Lalu jika
hati tergelincir/terpeleset ( Na’udzubillah ), maka sangat besar akibatnya, dan
untuk menyelamatkannya amat sulit dan berat, efek yang paling buruk adalah “
mengerasnya hati “ dan condong kepada selain Alloh, dan puncaknya adalah
tertutup hati dengan kekufuran, sebagaimana firman Alloh : “ menolak dan
sombong/takabbur, dan dia termasuk golongan kafir “ ( al-Baqarah :34 ) maka
sambong/takabbur yang muaranya dalam hati, membuat manusia menolak lalu
terjerumus ke dalam kufur secara nyata.
wallohu a’lam
bis-showab
Semoga menjadi ilmu yang manfa’ah dan berkah serta
diridloi Alloh, aamiin
( Dari kitab : Minhajul Abidin, ilaa jannati Robil ‘aalamiin, oleh : Imam
al-Ghozali hal. : 144-146 )
0 comments:
Posting Komentar