MaKaTa Edisi N0: 5 -Januari 2010 M/ Muharram 1431 H
Surah : Al-Baqarah : 1-2
الــم {1} ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ ِفيهِ هُدَى لِلْمُتَّقِينَ {2}
Terjemahannya : (1)alif laam miim (2)Kitab ( Al-Qur'an ) ini
tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa .
Mukaddimah :
Beberapa surah dalam al-Qur'an dibuka dengan huruf abjad, seperti : Alif Laam Miim, Alif Laam Raa, dan lain sebagainya. Makna huruf-huruf itu hanya Allah lah yang tahu( ini pendapat Qurthuby dari Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ibnu Mas'ud ). Ada juga yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah nama-nama surah ( menurut Abdurrahman bin Zaid bin Aslam ) dan ada pula yang berpendapat bahwa gunanya untuk menarik perhatian, atau untuk mengisyaratkan bahwa al-Qur'an itu diturunkan dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad tersebut. Bahkan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu merupakan sumpah Allah ( Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu 'Abbas.
Surah al-Baqarah terdiri dari 25.500 huruf, 6.120 kata dan 286
ayat. Dan diantara fadhilah surah al-Baqarah sebagimana dijelaskan dalan Tafsir
Ibnu Katsir Juz 1, hal : 147, adalah:
1. Dalam Hadits Ahmad, Rasul saw, bersabda : " bahwa surah al-baqarah adalah mahkota al-Qur'an dan aksesorisnya, diwahyukan dengan dikawal 80 malaikat pada setiap ayatnya "
2.Dalam Sunan at-Tirmidzi hadits ke 3121, Sunan an-Nasa'i (10913) dan Sunan Ibnu Majah(1448)yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasul saw bersabda :" setiap sesuatu itu memiliki mahkota, dan mahkota al-Qur'an adalah al-Baqarah, di dalamnya ada satu ayat termulia di dalam al-Qur'an, yakni ayat kursiy "
3. Dalam Musnad Ahmad, shohih Muslim, Tirmidzi dan Nasa'i, Rasulullah saw bersabda : ' Janganlah kalian jadikan rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibacakan surah al-Baqarah tidak akan dimasuki syetan " HR. Tirmidzi.
1. Dalam Hadits Ahmad, Rasul saw, bersabda : " bahwa surah al-baqarah adalah mahkota al-Qur'an dan aksesorisnya, diwahyukan dengan dikawal 80 malaikat pada setiap ayatnya "
2.Dalam Sunan at-Tirmidzi hadits ke 3121, Sunan an-Nasa'i (10913) dan Sunan Ibnu Majah(1448)yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasul saw bersabda :" setiap sesuatu itu memiliki mahkota, dan mahkota al-Qur'an adalah al-Baqarah, di dalamnya ada satu ayat termulia di dalam al-Qur'an, yakni ayat kursiy "
3. Dalam Musnad Ahmad, shohih Muslim, Tirmidzi dan Nasa'i, Rasulullah saw bersabda : ' Janganlah kalian jadikan rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibacakan surah al-Baqarah tidak akan dimasuki syetan " HR. Tirmidzi.
Dan masih banyak lagi fadhilah lain, diantaranya ada sahabat
Hudloir saat membaca surah al-Baqarah pada malam hari saat kuda tunggangannya
gelisah dan bergerak-gerak liar, maka secara tiba-tiba diam dan jinak.
Bahasan ayat 2 :
Kitab ( Kitabullah ) pada ayat 2 ini adalah nama lain dari
al-Qur'an. Selain itu ada nama lain, seperti : al-Furqaan ( yang membdakan
antara yang haq dan yang bathil ) , Adz-Dzikr ( sarana mengingat Allah ). Dan
Imam as-Suyuthi menyebutkan dalam kitab " Itqan " nama lain dari
al-Qur'an adalah : al-Mubiin, Al-Kariim, al-Kalaam, dan an-Nuur.
Bahwa kandungan al-Qur'an yang memuat tatacara kehidupan yang
ditunjukkan oleh Allah adalah sebuah nilai yang tidak perlu diragukan, karena
memang tidak ada setitikpun sisi-sisi nilainya yang bisa diragukan, karena
al-Qur'an diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad saw, sebagai satu-satunya
mukjizat beliau yang dapat dilihat, dirasa dan diambil manfaatnya oleh umat
Islam, umat beliau hingga akhir zaman.
Sifat ragu merupakan kebalikan dari rasa yakin, yakni apabila dipahami secara " mafhum mukholafah " akan menghasilkan : " bahwa di dalam al-qur'an itu terdapat nilai-nilai yang harus diyakini kebenaran dan kevalid-annya " untuk menghantar menjadi sifat orang Muttaqin, yaitu orang yang bertakwa dalam arti : melaksanakan seluruh perintah Allah dengan rasa ikhlas dan tawadlu', serta menjauhi larangan-Nya dengan penuh rasa sabar dan tawakkal.
Sifat ragu merupakan kebalikan dari rasa yakin, yakni apabila dipahami secara " mafhum mukholafah " akan menghasilkan : " bahwa di dalam al-qur'an itu terdapat nilai-nilai yang harus diyakini kebenaran dan kevalid-annya " untuk menghantar menjadi sifat orang Muttaqin, yaitu orang yang bertakwa dalam arti : melaksanakan seluruh perintah Allah dengan rasa ikhlas dan tawadlu', serta menjauhi larangan-Nya dengan penuh rasa sabar dan tawakkal.
Hal ini dapat dimaknai bahwa : saat awal kelahiran manusia,
selalu dalam keadaan suci dan fitrah " Kullu mauluudin yuuladu 'alal
fith-rah " ( al-Hadits )
Namun jiwa suci yang bayi tersebut, setelah bersentuhan dengan
kepentingan-kepentingan fisik jasmaniyah ( makanan, pakaian dll. ) mulailah
terkontaminasi dengan sebu-debu dosa, yang lambat laun kian menebal. Maka Allah
menyediakan baginya agama ( Islam ) agar dapat mensucikan debu-debu dosa yang
mengotori jiwa ruhaniyah manusia.
Dan dalam perjalan hidup manusia, tentu kepentingan jasmani
seringkali menutupi kebutuhan ruhani, sehingga tidak sedikit dari manusia yang
alpa dan tersesat jalannya dari jalan yang sebenarnya.
Berkaitan dengan jalan hidup manusia, sesungguhnya kalau
diilustrasikan skemanya adalah sebagai berikut :
Nabi Adam as. Diciptakan pertama kali di " surga ". dan sunnatullah, Adam berbuat salah yang membuatnya harus " diturunkan " oleh Allah ke bumi dalam rangka membersihkan dirinya dari dosa, dan itu telah dilakukan oleh nabi Adam sebagai asal muasal manusia, dan taubatnyapun telah diterima Allah swt, sehingga Adam bisa kembali ke " rumah asalnya " yakni surga.
Kalhiran manusia = suci, menjalani hidup di dunia dengan penuh keindahan hidup yang melenakan dan penuh tipu daya, maka yang bisa kembali memperthankan kesucian dapat pulang ke " rumah asal " di surga, adapun yang tidak sempat membersihkan dirinya dari dosa dengan istighfar dan dosa serta menutupi kesalahan dengan amal sholeh segera, maka akan "mampir" ke neraka ( sebagai sarana pensucian dan pembersihan )
Nabi Adam as. Diciptakan pertama kali di " surga ". dan sunnatullah, Adam berbuat salah yang membuatnya harus " diturunkan " oleh Allah ke bumi dalam rangka membersihkan dirinya dari dosa, dan itu telah dilakukan oleh nabi Adam sebagai asal muasal manusia, dan taubatnyapun telah diterima Allah swt, sehingga Adam bisa kembali ke " rumah asalnya " yakni surga.
Kalhiran manusia = suci, menjalani hidup di dunia dengan penuh keindahan hidup yang melenakan dan penuh tipu daya, maka yang bisa kembali memperthankan kesucian dapat pulang ke " rumah asal " di surga, adapun yang tidak sempat membersihkan dirinya dari dosa dengan istighfar dan dosa serta menutupi kesalahan dengan amal sholeh segera, maka akan "mampir" ke neraka ( sebagai sarana pensucian dan pembersihan )
Dan di dalam al-Qur'an-lah segala petunjuk-petunjuk Allah agar
manusia dapat selamat dari godaan-godaan hidup duniawi, dan dapat mensucikan
diri dari dosa dari kesalahan dan kehilafan, karena memang manusia adalah
" al- ingsaanu mahallul khoto' wan-nis-yaan " tempatnya salah dan
lupa.
Dan tidak satupun manusia yang tidak bersalah/ berdosa, kecuali nabi Muhammad yang memang ma'shum ( terjaga ) dari segala salah dan khilaf. Namun diantara sifat salah dan dosa manusia tersebut, orang taubatlah yang terbaik di antara mereka. Dan dari manakan manusia mengetahui tatacara bertaubat yang benar dan bagaimana pula ia menjaga agar tidah terjatuh kembali pada dosa dan kesalah itu?. Di dalam al-Qur'an-lah ia akan menemukan nila-nilai tatacara hidup yang benar, karena al-Qur'an bersumber Langsung dari Allah swt, sehingga amat mustahil jika ada yang tidah tepat, atau sesuatu yang diragukan, atau sesuatu yang menggoyahkan keyakinan seseorang apabila memakai nila-nilai al-Qur'an tersebut dalam menghantarkannya menggapai kebahagiaan duniawi dan ukhrowi.
Dan tidak satupun manusia yang tidak bersalah/ berdosa, kecuali nabi Muhammad yang memang ma'shum ( terjaga ) dari segala salah dan khilaf. Namun diantara sifat salah dan dosa manusia tersebut, orang taubatlah yang terbaik di antara mereka. Dan dari manakan manusia mengetahui tatacara bertaubat yang benar dan bagaimana pula ia menjaga agar tidah terjatuh kembali pada dosa dan kesalah itu?. Di dalam al-Qur'an-lah ia akan menemukan nila-nilai tatacara hidup yang benar, karena al-Qur'an bersumber Langsung dari Allah swt, sehingga amat mustahil jika ada yang tidah tepat, atau sesuatu yang diragukan, atau sesuatu yang menggoyahkan keyakinan seseorang apabila memakai nila-nilai al-Qur'an tersebut dalam menghantarkannya menggapai kebahagiaan duniawi dan ukhrowi.
Dari paparan diatas, dapatlah disimpulkan bahwa orang yang dapat
kembali ke " rumah asal " di surga adalah orang-orang yang bertakwa,
yakni melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, yang dapat
diketahui dan dipahami dari al-Qur'anul Kariim. Sehingga nilai-nilai yang
terkandung di dalam al-Qur'an dapat dijadikan " way of laife " cara
hidup dan gaya hidupnya dalam mengarungi dunia fana ini, sehingga menjadi jiwa
dan perilaku insan muttaqin sebagai akhlak mulia yang menghiasi dirinya setiap
waktu dan sepanjang masa.
Sebagaimana jawaban yang disampaikan oleh Aisyah ra ( istri nabi
saw ) saat ditanya oleh seorang sahabat tentang pola akhlak nabi saw, sehingga
diberi gelar oleh Allah sebagai " pribadi yang berakhlak mulia dan
paripurna ", maka jawaba Aisyah adalah " Inna khuluqohul Qur-aana
" ( Sungguh akhlak beliau adalah al-Qur'an ) yakni bahwa perilaku nabi saw
selalu merujuk pada al-Qur'anul Karim dalam bersikap, bertutur kata dan
berperilaku.
Maka dalam mengawali
mengkaji al-Qur'an haruslah dimulai dengan keyakinan hati yang mantap, bahwa
seluruh kandungan nilai dalam al-qur'an adalah memiliki kebenaran yang mutlak
untuk membentuk pribadi yang " Muttaqin ".
0 comments:
Posting Komentar