Edisi N0: ( 9 ) 27
Juni 2016 M/ 23 Ramadhan -1437 H
++++++++++++++++++++++++
Mandi Jinabat
·
Yang dilarang saat junub :
Secara
garis besar, orang yang jinabat tidak boleh melakukan apa yang tilarang saat
hadats kecil, seperti : shalat, Thawaf dan memegang mushaf al-Qur’an. Namun
lebih spesifik adalah : tidak boleh
sholat dan membaca al-Qur’an. Penjelasannya sebagai berikut : orang junub dilarang
:
1. Shalat dan sejenisnya; sujud tilawah dll. Dasarnya adalah firman Alloh QS.al-Maidah ayat 6 :
وَإِنْ
كُنْتُمْ جُنُبا فَاطَّهَّرُوْا
2. Thawaf
di seputar Ka’bah,
Karena kedudukannya seperti sholat, dalam hadits:
إنما
الطواف بالبيت صلاة ، فإذا طفتم فأقلوا الكلام
( رواه
أحمد والنسائي والترمذي والحاكم
والدارقطني من حديث ابن عباس )
3. Memegang
Mushaf al-Qur’an,
dengan dasar firman Alloh QS. al-Waqi'ah 56 :
لا
يمسه إلا المطهرون
4.
Membaca Al-Qur’an dengan lisan, namun kalau dimaksudkan bukan membacanya tapi niat lain :
seperti do’a, pidato, taklim, ta’awudz, atau dzikir, maka tidak apa-apa. Demikian
juga tidak dilarang membaca : Basmalah, al-fatihah, ayat Kursiy dan surah
Ikhlas . Namun bila sengaja membaca al-Qur’an atau menyentuh lembarannya,
maka dilarang karena untuk mengagungkan al-Qur’an
5.
I’tikaf di dalam masjid ( secara ittifaq Ulama’), adapun yang disebut dengan “ ‘aabiru sabiilin “ adalah
musafir yang mendapatkan kesulitan untuk mandi terlebih dahulu, dan itupun
tidak berdiam, tapi hanya “ lewat “.
è Mandi Sunnah :
Selain ada mandi yang hukumnya
wajib, adapula mandi yang hukumnya sunnah, mandub atau mustahab ( disukai ).
Dan mandi yang disunnah-kan
adalah sebagai berikut :
a.
Mandi untuk melaksanakan shalat
Jum’ah, dalilnya adalah :
حدث
عائشة رضي الله عنها قالت: كان النبي ص. يغتسل
من أربع : من الجنابة ، ويوم الجمعة، ومن الحجامة ، ومن غسل الميت
رواه
أبو داود وصححه ابن خزيمة ، ورواه أحمد والبيهقي .
Menurut Imam Syafi’I : menggabungkan mandi wajib (jinabat) dengan mandi sunnah jum’ah dan
lainnya, diperbolehkan, seperti halnya shalat sunnah tahiyyatul masjid dan
rawatib.
b.
Mandi
untuk melaksanakan shalat ‘Idain ( Idul Fitri dan Adha )
c.
Saat
ihram haji atau umroh, juga disunnahkan saat : akan wukuf di Arofah, saat akan
memasuki kota Makkah, mabit di Muzdalifah, dan saat akan thawaf.
d.
Saat
hendak shalat Gerhana ( Kusuf Syams, dan khusuf al-qomar ) dan Istisqo’
e. Saat
hendak memandikan jenazah :
لقوله ص.: من غسل ميِّتا فليغتسل ، ومن حمله
فليتوضأ
(رواه الخمسة
f. Bagi
wanita yang istihadloh. Menurut Imam syafi’i dilakukan setiap akan melaksanakan
sholat fardlu
عن
عائشة: أن زينب بنت جحش استحيضت ، فقال لها النبي ص. [اغتسلي لكل صلاة] متفق
عليه
g.
Karena sadar dari pingsan, mabuk atau dari gila
h.
Saat berhijamah ( bekam )
i.
Pada malam Nish-fu sya’ban karena fadhilahnya yang besar
j.
Pada malam lailatul qodar ( kalau merasa mendapat/bertemu )
k.
Saat berada dalam kesedihan atau ketakutan yang sangat
l.
Bagi yang bertaubat dari dosa ( mandi Taubat )
m.
Saat datang dari bepergian
وفي
ليلة براءة : وهي ليلة النصف من شعبان، لإحيائها وعظم شأنها؛ إذ فيها تقسم الأرزاق
والآجال. وفي ليلة القدر إذا رآها، لإحيائها.
وفي حال فزع من خوف، التجاء إلى الله،
وكرمه، لكشف الكرب عند.
وفي فزع من ظلمة وريح شديد؛ لأن الله تعالى أهلك
به من طغى، كقوم عاد.
ويندب
الغسل للتائب من ذنب ، وللقادم من سفر
Demikian semoga menjadi ilmu yang
maslahat dunia dan akherat. Amiiin
Wallohu a'lam bish-showab.
0 comments:
Posting Komentar