Minggu, April 07, 2019

KaMiNa 60 - MENJAGA ANGGOTA BADAN ( PERUT-bag 5)




Edisi N0: ( 60 ) 4 April  2019 M/  28 Rajab 1440 H

ÄTANJAKAN KE-3 : TANJAKAN PENGHALANG  ( Bagian 40 )
PENGHALANG KE 4 : HAWA NAFSU ( Bagian 26 )

 Menjaga Perut ( Bagian 5 ) 

Pengertian Haram dan Syubhat ( LANJUTAN )



Syaratnya harus kokoh jiwa dan hatinya untuk menghadapi kesulitan- kesulitan, jika tidak, maka hasilnya tidak akan sempurna., maka dari itu, dulu banyak ahli wira’I yang naik ke gunung di daerah libanon, mereka hanya mengkonsumsi rumput dan buah-buahan perdu yang jelas tidak ada unsur syubhatnya, maka barangsiapa yang berkeinginan kuat untuk meraih wira’I, dia harus kuat menahan kesulitan dan harus sabar menjalani.
Namun jika berada di antara kerumunan orang, dan tersedia hidangan, hendaklah ia berperan sebagai orang yang mati/mayat, yang tidak agresif terhadap makanan kecuali karena darurat, dan tidak berlebihan atau secukupnya dan sebatas untuk menopang raga demi ketaatan, dan untuk itu ada alasan yang kuat baginya, dan Alloh mengutamakan manusia yang memiliki alas an yang benar, Imam Hasan Al-Basyri mengatakan : “ Pasar itu banyak rusaknya ( karena banyak timbul perbuatan khiyanat yang menjauhkan seseorang dari ketaatan ), hendaklah dirimu mengambil kebutuhan secukupnya ( hanya yang dibutuhkan untuk menopang pelaksanaan kewajiban, tanpa berlebihan )
=============================


Telah kuterima kisah dari Wahab bin Wardi, bahwa dia membuat dirinya lapar sehari, dua hari atau tiga hari, lalu dia mengambil sekepal adonan roti dan berkata : Ya Alloh, sungguh Engkau Maha Tahu bahwa aku tidak kuat untuk ibadah, dan aku kuatir akan lemas dan sakit jika tidak memakannya, Yaa Alloh jika di dalam adonan ini ada najis atau hal yang haram, maka janganlah Kau bebankan kepadaku” lalu merendam adonan itu dalam air, dan memakannya.

Demikian ini cara menuju wira’I yang saya sampaikan, yang pada intinya adalah sesuai kemampuan masing-masing individu, karena Alloh tidak akan menyembunyikan atau menghilangkan amal berbuatan  baik manusia, dan pasti akan membalasnya. Dan Alloh Maha mengetahui apa yang dilakukan oleh hamba-Nya.
============================

Macam-macam Mubah :

Macam mubah itu ada 3 jenis :

Pertama : Konsumsi untuk bangga-banggaan, over/berlenihan, pamer-pamer dan pemborosan, konsumsi jenis ini adalah perbuatan mungkar, dan perlu dihindarkan serta dijauhi, dan tentu akan berampak pada suasana batin, yakni bermegah-megahan dan berlebih-lebihan, dan dapat mengakibatkan siksa neraka sebagai akibat dari maksiat dan dosa, Alloh berfirman : QS. Alhadid:20

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. "

Rasululloh SAW bersabda :

“ Barang siapa yang mencari dunia yang halal dengan berlebihan,megah-megahan, dan riya’ maka akan berjumpa dengan Alloh dalam keadaan dimurkai."

=============================================
wallohu a’lam bis-showab

Semoga menjadi ilmu yang manfa’ah dan  berkah serta  diridloi Alloh, aamiin

( Dari kitab : Minhajul Abidin, ilaa jannati Robil ‘aalamiin, oleh : Imam al-Ghozali    hal. 171-173 )
=============================================

0 comments:

Posting Komentar

 

Kontak