Edisi N0: ( 60 ) 4 April 2019 M/ 28
Rajab 1440 H
Ä “ TANJAKAN KE-3 : TANJAKAN
PENGHALANG ( Bagian 40 )
PENGHALANG KE 4
: HAWA NAFSU ( Bagian 26 )
Menjaga Perut ( Bagian 5 )
Pengertian Haram dan Syubhat ( LANJUTAN )
Syaratnya harus
kokoh jiwa dan hatinya untuk menghadapi kesulitan- kesulitan, jika tidak, maka
hasilnya tidak akan sempurna., maka dari itu, dulu banyak ahli wira’I yang naik
ke gunung di daerah libanon, mereka hanya mengkonsumsi rumput dan buah-buahan
perdu yang jelas tidak ada unsur syubhatnya, maka barangsiapa yang berkeinginan
kuat untuk meraih wira’I, dia harus kuat menahan kesulitan dan harus sabar
menjalani.
Namun jika
berada di antara kerumunan orang, dan tersedia hidangan, hendaklah ia berperan
sebagai orang yang mati/mayat, yang tidak agresif terhadap makanan kecuali
karena darurat, dan tidak berlebihan atau secukupnya dan sebatas untuk menopang
raga demi ketaatan, dan untuk itu ada alasan yang kuat baginya, dan Alloh
mengutamakan manusia yang memiliki alas an yang benar, Imam Hasan Al-Basyri
mengatakan : “
Pasar itu banyak rusaknya ( karena banyak timbul perbuatan khiyanat yang
menjauhkan seseorang dari ketaatan ), hendaklah dirimu mengambil kebutuhan
secukupnya ( hanya yang dibutuhkan untuk menopang pelaksanaan kewajiban,
tanpa berlebihan )
=============================
Telah kuterima kisah dari Wahab bin Wardi, bahwa dia membuat dirinya lapar
sehari, dua hari atau tiga hari, lalu dia mengambil sekepal adonan roti dan
berkata : Ya Alloh, sungguh Engkau Maha Tahu bahwa aku tidak kuat untuk
ibadah, dan aku kuatir akan lemas dan sakit jika tidak memakannya, Yaa Alloh
jika di dalam adonan ini ada najis atau hal yang haram, maka janganlah Kau
bebankan kepadaku” lalu merendam adonan itu dalam air, dan memakannya.
Demikian ini cara menuju wira’I yang saya sampaikan, yang pada intinya
adalah sesuai kemampuan masing-masing individu, karena Alloh tidak akan
menyembunyikan atau menghilangkan amal berbuatan baik manusia, dan pasti akan membalasnya. Dan
Alloh Maha mengetahui apa yang dilakukan oleh hamba-Nya.
============================Macam-macam Mubah :
Macam mubah itu ada 3 jenis :
Pertama : Konsumsi untuk
bangga-banggaan, over/berlenihan, pamer-pamer dan pemborosan, konsumsi jenis
ini adalah perbuatan mungkar, dan perlu dihindarkan serta dijauhi, dan tentu
akan berampak pada suasana batin, yakni bermegah-megahan dan berlebih-lebihan,
dan dapat mengakibatkan siksa neraka sebagai akibat dari maksiat dan dosa,
Alloh berfirman : QS. Alhadid:20
" Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat
warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang
keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak
lain hanyalah kesenangan yang menipu. "
Rasululloh
SAW bersabda :
“ Barang siapa yang mencari dunia yang halal dengan berlebihan,megah-megahan,
dan riya’ maka akan berjumpa dengan Alloh dalam keadaan dimurkai."
=============================================
wallohu a’lam bis-showab
Semoga menjadi ilmu yang manfa’ah dan berkah serta
diridloi Alloh, aamiin
( Dari
kitab : Minhajul Abidin, ilaa jannati Robil ‘aalamiin, oleh : Imam
al-Ghozali hal. 171-173 )
=============================================
0 comments:
Posting Komentar